Riyadh, 19 Jumadil Akhir 1436/8 April 2015 (MINA) – Amerika Serikat (AS) selaku pemasok intelijen dan logistik untuk koalisi negara Teluk atas penyerangan Yaman, akan mempercepat pasokan senjatanya ke koalisi Arab.
Deputi Menteri Luar Negeri AS, Tony Blinken mengatakan kepada wartawan di Riyadh, Selasa (7/5), Arab Saudi mengirimkan “pesan yang tegas kepada Houthi dan sekutunya bahwa mereka tidak bisa menguasai Yaman dengan kekerasan”, Al Jazeera yang dikutip Mi’raj Islamic News Agency (MINA), melaporkan.
“Pengiriman senjata kami telah dipercepat, kami telah meningkatkan kerjasama berbagi intelijen kami dan telah membentuk sel perencanaan koordinasi bersama di pusat operasi Saudi,” kata Blinken.
Di Pentagon Washington, juru bicara Kolonel Steve Warren mengatakan, Amerika Serikat sedang berusaha memberikan amunisi untuk sekutunya, termasuk mempercepat perintah yang sudah ada sebelumnya.
Baca Juga: Presiden Venezuela: Bungkamnya PBB terhadap Gaza adalah Konspirasi dan Pengecut
Pada 25 Maret dua pekan lalu, Arab Saudi memimpin koalisi serangan udara ke Yaman yang menargetkan posisi pemberontak Houthi, di mana kelompok sekutu mantan presiden Ali Abdullah Saleh itu memperluas wilayah kekuasaannya di Yaman.
Negara Arab yang tergabung dalam Operasi Dicisive Storm (Badai Ketegasan) pimpinan Arab Saudi di antaranya, Qatar, Uni Emirat Arab, Bahrain, Yordania, Mesir, Maroko, Sudan, Kuwait.
Sementara Pakistan yang awalnya terdaftar dalam koalisi, masih dalam pertimbangan parlemen Islamabad.
Namun setelah 12 hari serangan udara terhadap Yaman, milisi Houthi tetap mengalami kemajuan dengan berhasil menguasai sebagian besar kota Aden, basis utama kekuatan pasukan loyalis Presiden Yaman Abd-Rabbu Mansour Hadi.
Baca Juga: Protes Agresi Israel di Gaza, Mahasiswa Tutup Perpustakaan Universitas New York
Justeru korban sipil semakin bertambah jumlahnya dan kondisi kemanusiaan di negara miskin itu kian darurat. (T/P001/R11)
Mi’raj Islamic News Agency (MINA)
Baca Juga: AS Pertimbangkan Hapus HTS dari Daftar Teroris