Baghdad, MINA – Perdana Menteri baru Irak Mustafa Al-Kadhimi mulai menjabat setelah parlemen negara itu menyetujui pemerintah baru pada Rabu (6/5), menyusul hampir enam bulan pertengkaran politik.
Parlemen menyetujui 15 menteri dengan suara kepercayaan dari 22 kursi kabinet yang diajukan. Lima kandidat ditolak sementara pemungutan suara pada dua menteri ditunda, membuat tujuh kursi menteri masih kosong, termasuk posisi penting Menteri Minyak dan Luar Negeri.
PM Irak mengundurkan diri setelah protes anti-pemerintah yang mematikan, demikian dikutip dari Al-Jazeera.
Dua calon sebelumnya – Mohammed Tawfiq Allawi dan Adnan Al-Zurfi – gagal mendapatkan dukungan yang cukup di antara para menteri kabinet.
Baca Juga: Pertama Kali Serangan Israel Targetkan Pasukan Keamanan Suriah, Tiga Tewas
Kondisi itu menyebabkan Presiden Barham Salih menunjuk Al-Kadhimi sebagai perdana menteri yang ditunjuk bulan lalu sebagai kandidat ketiga untuk membentuk kabinet.
Al-Khadimi adalah seorang mantan jurnalis dan kepala intelijen Irak. (T/RI-1/R1)
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: Jumlah Korban Tewas Kebakaran Los Angeles Meningkat Jadi 24 Orang