Beirut, MINA – Perdana Menteri Lebanon Hassan Diab pada hari Senin (10/8) mengumumkan pengunduran dirinya beserta jajarannya, di tengah kemarahan publik yang meluas pada elit penguasa negara itu karena ledakan dahsyat pekan lalu di Beirut.
Langkah tersebut berisiko membuka jalan bagi negosiasi yang tertunda atas kabinet baru di tengah seruan mendesak untuk dilakukannya reformasi.
“Bencana ini akibat korupsi kronis,” kata Diab dalam sambutannya kepada bangsa, merujuk pada bencana pelabuhan, demikian dikutip dari Nahar Net.
“Beberapa tidak menafsirkan revolusi 17 Oktober dengan tepat. Revolusi itu melawan mereka,” katanya.
Baca Juga: Jejak Masjid Umayyah di Damaskus Tempat al-Jawlani Sampaikan Pidato Kemenangan
Dia mencela politisi yang menggunakan cara kotor untuk mencegah terjadinya perubahan.
“Seharusnya mereka malu pada diri sendiri karena korupsi mereka yang menyebabkan bencana yang tersembunyi selama tujuh tahun ini,” tambahnya.
“Hari ini kami memperhatikan permintaan rakyat akan perubahan nyata. Hari ini kami akan mundur selangkah untuk berdiri bersama masyarakat,” kata Diab.
“Saya menyatakan hari ini pengunduran diri pemerintah ini. Semoga Tuhan melindungi Lebanon,” tegasnya dengan mengulangi kalimat terakhir tiga kali.
Baca Juga: Pemerintahan Transisi Suriah Dipercayakan kepada Mohamed Al-Bashir
Perkembangan tersebut menyusul protes anti-pemerintah akhir pekan setelah ledakan 4 Agustus di pelabuhan Beirut yang menyebabkan kerusakan luas, menewaskan sedikitnya 160 orang dan melukai sekitar 6.000 lainnya.
Protes juga berlangsung pada hari Senin selama pidato Diab.
Pengunduran diri Diab disambut dengan bunyi klakson mobil di jalan-jalan dan kembang api perayaan di kota utara Tripoli. (T/RI-1/RS2)
Mi’raj News Agency (MINA)