Ramallah, MINA – Perdana Menteri Palestina, Mohammad Shtayyeh mengutuk keras atas agresi Zionis Israel di Jalur Gaza hari ini, Selasa dini hari (9/6) yang menyebabkan gugurnya 13 orang Palestina, empat di antaranya wanita dan anak-anak.
Dikutip dari WAFA, Shtayyeh menilai serangan Pendudukan Zionis Israel tersebut sebagai tindakan terorisme negara yang terorganisir dan upaya untuk meningkatkan krisis internal di Jalur Gaza oleh pendudukan.
Shtayyeh menganggap agresi terhadap Jalur Gaza tersebut adalah kasus perpanjangan dari Nakba yang menimpa rakyat Palestina pada tahun 1948, dan kelanjutan dari agresi terhadap kota-kota, desa-desa, dan kamp-kamp pengungsi di Tepi Barat dan Yerusalem yang diduduki.
“Tindakan yang terbaru, di antaranya adalah penyerbuan kota Nablus pagi ini dan cederanya sejumlah warga termasuk anak-anak, salah satunya luka serius, sebagai bagian dari kebijakan sistematis yang ditujukan untuk menakut-nakuti rakyat kita agar tidak melanjutkan perjuangan mereka untuk mendapatkan hak-hak mereka yang sah, terutama hak mereka untuk menentukan nasib sendiri dan mendirikan negara merdeka mereka dengan Yerusalem sebagai ibu kotanya,” ungkapnya.
Baca Juga: Puluhan Pemukim Yahudi Serbu Masjid Al-Aqsa
Dia meminta Perserikatan Bangsa-Bangsa yang saat ini tengah bersiap untuk memperingati 75 tahun Nakba untuk pertama kalinya dalam sejarahnya untuk mengutuk agresi terhadap Jalur Gaza dan pembantaian terus menerus yang dilakukan terhadap warga Palestina.
“Kami juga meminta agar PBB menyatukan standar dalam menangani kejahatan yang dilakukan oleh para pemimpin Israel, dan tidak membiarkan mereka lolos dari hukuman,” ujar Shtayyeh.
Perdana Menteri tersebut juga menyampaikan belas ungkawa kepada keluarga korban tewas akibat serangkaian serangan udara pendudukan dan menginstruksikan Kementerian Kesehatan dan semua kementerian terkait untuk mengirimkan pasokan medis serta bantuan darurat ke Jalur Gaza. (T/gfr/R12/P2)
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: Israel Kembali Serang Sekolah di Gaza, 7 Orang Syahid