Image for large screens Image for small screens

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Damai di Palestina = Damai di Dunia

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

PERDANA MENTERI TUNISIA MUNDUR

Admin - Kamis, 9 Januari 2014 - 16:43 WIB

Kamis, 9 Januari 2014 - 16:43 WIB

486 Views ㅤ

Tunis, 8 Rabiul Awal 1435 / 10 Januari 2014 ( MINA ) – Perdana Menteri Tunisia , Ali Larayedh mengumumkan pengunduran dirinya, Kamis , di Istana Kepresidenan, sebagai wujud komitmen janjinya yang diucapkan beberapa pekan lalu.

“Seperti janji saya beberapa waktu yang lalu. Saya mengajukan pengunduran diri kepada Presiden Moncef Marzouki dari pemerintahan ini. Saya ingin menempatkan negeri pada situasi damai, sejuk, tanpa perpecahan,” kata Ali Larayedh saat konferensi pers.

Pengunduran diri Ali Larayedh yang berkuasa melalui partai Ennahda itu sebagai wujud kesepakatan untuk mengakhiri kebuntuan politik antara pemerintah dengan pihak oposisi.

Baca Juga: Erdogan Umumkan ‘Rekonsiliasi Bersejarah’ antara Somalia dan Ethiopia

Berdasarkan kesepakatan , Larayedh direncanakan akan diganti oleh Mehdi Jomaa sebagai perdana menteri sementara dalam waktu 15 hari kedepan, sebagai kepala pemerintahan teknokrat yang akan memimpin negeri sampai pemilu nanti.

“Presiden akan menunjuk Perdana Menteri baru Mehdi Jomaa, dan ia akan bergabung dalam kabinet barunya dalam 15 hari ke depan, ” kata Larayedh. Press tv dan Aljazeera melaporkan seperti dikutip Mi’raj Islamic News Agency (MINA).

” Saya berharap negara ini akan menjadi model yang baik bagi sebuah Negara yang sedang bertransisi menuju pemerinyahan yang lebih baik,” katanya.

Ennahda terpilih pada 2011 setelah Presiden Zine El Abidine Ben Ali pada 14 Januari  tiga tahun lalu naik ke puncak kekuasaan dalam sebuah revolusi yang disebut Arab Spring.

Baca Juga: Afsel Jadi Negara Afrika Pertama Pimpin G20

Tunisia sampai saat ini masih berada dalam masa-masa sulit , terutama di bidang ekonomi . Meskipun revolusi sudah dimulai sejak tiga tahun lalu, namun keadaan ekonomi belum menunjukkan hasil yang signifikan bagi kesejahteraan rakyat, terutama di daerah pedalaman.

Pertumbuhan ekonomi negara itu kurang dari tiga persen di tahun 2013 lalu dan tingkat pengangguran melebihi 30 persen, yang didominasi golongan berpendidikan rendah.

Krisis Tunisia mulai meruncing setelah pembunuhan anggota parlemen sayap kiri , Mohamed Brahmi , pada Juli 2013 lau. Pihak oposisi  menyalahkan pemerintah dengan menuduh mereka telah gagal menjaga keamanan dan toleransi antar rakyat di Negara itu.

Aksi demonstrasi terjadi  dalam beberapa bulan terakhir di negara Afrika Utara itu.(T/P04/IR/mirajnews.com)

Baca Juga: Rwanda Kirim 19 Ton Bantuan Kemanusiaan ke Gaza   

Mi’raj Islamic News Agency (MINA)

Rekomendasi untuk Anda