Kairo, MINA – Seorang perempuan Palestina dinyatakan meninggal pada Sabtu (17/9) setelah dia berjuang pada luka yang dideritanya pada tahun 2006, ketika kapal perang Israel membantai keluarganya di pantai Beit Lahia di utara Jalur Gaza.
Perempuan itu bernama Amina Ghalia, meninggal di Mesir setelah dia menghabiskan 16 tahun terakhir hidupnya, menerima perawatan medis untuk luka serius yang diderita dalam serangan Israel, menurut sumber dari keluarga seperti dikutip Palinfo.
Pada tanggal 9 Juni 2006, kapal perang Israel meluncurkan serangan proyektil terhadap keluarga Ghalia, membunuh ayah, ibu tiri dan lima saudara kandungnya saat mereka sedang menikmati hari Jumat mereka di pantai.
Rekaman video, yang diambil pada saat itu oleh seorang juru kamera televisi Palestina, menunjukkan dan mendokumentasikan rincian pembantaian itu, ketika lensa kameranya menangkap adegan memilukan dari Huda Ghalia (Saudara Amina) yang saat itu berusia 10 tahun berlari dengan cepat di pantai Gaza sambil menangis “ayah, ayah, ayah” dan kemudian jatuh menangis di samping tubuhnya.
Baca Juga: Tim Medis MER-C Banyak Tangani Korban Genosida di RS Al-Shifa Gaza
Gambar-gambar pencarian traumatis Huda untuk ayahnya dan anggota keluarga lainnya mengubah gadis itu menjadi ikon perjuangan Palestina dalam melawan pendudukan Israel.
Serangan Israel yang tidak dapat dibenarkan telah menarik kecaman internasional yang luas selama bertahun-tahun. (T/R6/P1)
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: Laba Perusahaan Senjata Israel Melonjak di Masa Perang Gaza dan Lebanon