Abuja, 24 Shawwal 1436/ 9 Agustus 2015 (MINA) – Sebuah kelompok hak-hak sipil Nigeria terkemuka mengutuk dan menolak pelarangan jilbab di Nigeria Utara, dan memperingatkan bahwa setiap larangan seperti itu bukanlah solusi untuk menghadapi aksi ekstrimisme Boko Haram.
Asosiasi itu mengharapkan Pemerintah Nigeria “Agar tetap fokus dalam perjuangan untuk mengakhiri pemberontakan dan tidak terganggu oleh orang-orang yang menyerukan larangan penggunaan jilbab,” demikian Hajia Amina B. Omoti, Presiden Nasional Federasi Asosiasi Muslim Wanita di Nigeria (FOMWAN), seperti dikutip oleh On Islam dan diberitakan Mi’raj Islamic News Agency (MINA), Ahad
“Ini adalah upaya pengalihan isyu dan segala upaya melarang hijab akan ditentang oleh semua umat Islam di negeri ini,” lanjutnya.
Masalah jilbab menghangat kembali setelah pemberontak Boko Haram melancarkan serangan baru-baru ini yang dilakukan oleh yang menyamar sebagai wanita Muslim berjilbab.
Baca Juga: Kesepakatan Gencatan Senjata Israel-Hezbollah Hampir Tercapai
Larangan berhijab ini membuat para pemimpin Muslim Nigeria marah dan meminta semua fihak untuk lebih menghargai perempuan Muslim.
Federasi Asosiasi Muslim di Nigeria juga meminta Pemerintah Presiden Muhammadu Buhari untuk melacak pemberontakan Boko Haram yang telah meneror bagian utara negara itu sejak 2009. Pemberontak Boko Haram beberapa kali menutupi wajah dengan berpura-pura sebagai wanita memakai hijab untuk melakukan teror.
Omoti, orang yang mengkritik penggunaan hijab oleh pemberontak untuk melakukan terorisme, meminta umat Islam untuk tetap tenang dan tidak terpancing atas larangan hijab tersebut.(T/nda/P2)
Mi’raj Islamic News Agency (MINA)
Baca Juga: Bentrok Polisi vs Pendukung Imran Khan, Ibu Kota Pakistan Lockdown