Yerusalem, MINA – Seorang peretas menggunakan nama Sangkancil mengklaim telah mencuri informasi pribadi dari 7 juta orang Israel.
Ia mengatakan mencuri data dari situs CITY4U, yang digunakan oleh otoritas lokal di Israel untuk memproses pembayaran seperti pajak properti, denda, dan tagihan listrik. Populasi Israel saat ini sekitar 9,4 juta, demikian dikutip dari The Times of Israel, Kamis (9/9).
Jika klaim itu valid, peretasan itu akan menjadi salah satu pelanggaran privasi paling parah dalam sejarah Israel.
Direktorat Siber Nasional mengatakan sedang menyelidiki klaim peretas, tetapi kebocoran dokumen itu kemungkinan merupakan informasi lama.
Baca Juga: Jumlah Syahid di Jalur Gaza Capai 44.056 Jiwa, 104.268 Luka
Sangkancil pertama kali mengklaim telah meretas kota Israel pada hari Ahad dalam sebuah posting di aplikasi pesan Telegram.
Mulai Senin, dia merilis gambar dokumen yang dia katakan mendukung klaimnya, termasuk kartu identitas Israel, SIM, dan tagihan pajak. Dokumen-dokumen itu dikirim melalui Telegram dan forum peretasan online.
Peretas menawarkan data untuk dijual tanpa mengungkapkan harga yang diminta, dan mengisyaratkan akan mengungkap lebih banyak informasi dalam beberapa hari mendatang.
“Ini adalah kejutan pertama saya untuk tahun baru Yahudi. Nikmati!” tulis penyerang, mengacu pada liburan Tahun Baru Rosh Hashanah pekan ini.
Baca Juga: Hamas Sambut Baik Surat Perintah Penangkapan ICC untuk Netanyahu dan Gallant
Sang Kancil adalah nama dari cerita fabel yang populer di Indonesia dan Malaysia.
Serangan yang diduga muncul mirip dengan peretasan perusahaan asuransi Shirbit Israel tahun lalu dan terjadi di tengah peningkatan global dalam serangan ransomware.
Dalam serangan Shirbit, kelompok peretas yang menamakan dirinya Black Shadow masuk ke perusahaan asuransi, mencuri detail klien dan menuntut uang tebusan atau akan mempublikasikan data ke internet. Perusahaan menolak untuk membayar dan peretas kemudian mengatakan mereka telah menjual informasi di web gelap. (T/R7/RS2)
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: Iran: Veto AS di DK PBB “Izin” bagi Israel Lanjutkan Pembantaian