Jakarta, MINA – Majelis Ulama Indonesia (MUI) akan menggelar Muhasabah dan Istighotsah Kubra menjelang pergantan tahun 2022. Kegiatan rencananya akan dilaksanakan secara hybrid di Masjid Istiqal Jakarta, Kamis (30/12).
Ketua MUI Bidang Dakwah dan Ukhuwah, KH Cholil Nafis menyampaikan kegiatan muhasabah yang digelar di malam jumat Sayyidul Ayyam (rajanya hari) dan di akhir tahun merupakan upaya introspeksi diri terhadap apa yang telah dilakukan selama tahun 2021.
“Kita muhasabah terhadap apa yang dilakukan dari satu tahun ini di 2021 kita masih melanjutkan Covid-19 mudah-mudahan 2022 sudah tidak ada. Kita evaluasi banyak ulama yang wafat dipanggil oleh Allah Subhanahu Wa Ta’ala,” kata Cholil dalam keterangan pers, di Jakarta, Kamis (30/12).
Ia menambahkan, kondisi ekonomi yang sedang terpuruk terkadang menimbulkan stres sosial. Atas dasar itulah, MUI merasa terpanggil untuk mengajak umat muhasabah.
Baca Juga: Indonesia dan Palestina Peringati 77 Tahun Nakba, Serukan Dukungan Global
Tujuannya, untuk melihat apa saja hikmah yang terkandung dalam setiap yang dialami untuk menatap masa depan dengan resolusi.
“Tentu semuanya dengan cara dzikir berdoa kepada Allah. Mudah-mudahan di 2022 kondisinya lebih baik dan penyakit sudah diangkat oleh Allah SWT,” ujarnya.
Ketua Komisi Dakwah MUI, KH Ahmad Zubaidi menyampaikan, selama hidup manusia mengarungi waktu yang terus berganti. Kadang manusia tidak menyadari bahwa usia sudah tua dan kehilangan momen-momen penting dalam perjalanan hidupnya.
“Terutama perkara-perkara baik dunia maupun agama, sehingga kita penting memperhatikan waktu dan momen pergantian tahun Masehi maupun Hijriyah supaya bisa meriview apa yang sudah kita lakukan,” tuturnya.
Baca Juga: Prabowo Ungkap Temuan Cadangan Gas Terbesar se-Asia Tenggara di Laut Aceh
Dengan demikian, dikatakan Zubaidi, dalam kegiatan muhasabah umat bisa melakukan evaluasi dalam perkara dunia maupun akhirat, alasannya untuk mencari solusi dari penyebab kegagalan yang terjadi.
Solusi yang ditemukan itu, kata Zubaidi, akan membuat tahun-tahun yang akan datang tidak lagi mengalami kegagalan yang sama, terutama terhadap hubungan dengan Allah.
Hikmah dari muhasabah, dijelaskan Zubaidi akan membuat umat selalu mereview dirinya apakah selama ini segala kewajiban pada Allah telah dilaksanakan dengan maksimal sepanjang tahun 2021 ini. Sebab, menurut Zubaid, setiap umat harus selalu merasa kurang untuk membersembahkan ibadahnya kepada Allah.
“Karena dengan merasa kurang maka diharapkan pada tahun-tahun berikutnya kita semakin menambah kekurangan kita menyempurnakan kekurangan kita dalam beribadah kepada Allah,” imbuhnya. (R/R4/P2)
Baca Juga: Akhiri Pendidikan, 1.056 Prajurit Muda Infanteri Dikukuhkan di Aceh Besar
Mi’raj News Agency (MINA)