Image for large screens Image for small screens

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Damai di Palestina = Damai di Dunia

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Peringatan 233 Tahun Runtuhnya Kerajaan Arakan Dilarang, 12 Demonstran Tewas

Nur Hadis - Kamis, 18 Januari 2018 - 00:54 WIB

Kamis, 18 Januari 2018 - 00:54 WIB

176 Views

Myanmar-Rakhine.jpg" alt="" width="640" height="360" />

Arakan, Myanmar, MINA – Sudah 12 orang warga Arakan tewas ditembak aparat keamanan Myanmar sejak aksi protes Senin (15/1), menentang keputusan pemerintah yang tahun ini melarang peringatan 233 tahun runtuhnya Kerajaan Arakan.

“Sampai saat ini sudah 12 orang warga Arakan tewas akibat diberondong peluru senapan otomatis aparat keamanan Myanmar,” demikian laporan pers, Rabu (17/1).

Korban dilarikan ke Rumah Sakit Umum Daerah Mrauk U, Arakan, sementara yang lain dilarikan ke RS di Sitwee pusat kota Arakan.

Baca Juga: IOM: Lebih dari 88.000 Warga Sipil Mengungsi dari El Fasher sejak 26 Oktober

Media melaporkan, siang situasi di Arakan lengang. Warga Mrauk U yang mayoritas beragama Budha ini bersembunyi dan menyelamatkan diri di Paghoda-Paghoda yang ada untuk kemudian malam hari kembali melancarkan aksi protes menentang Pemerintah Myanmar.

Sebelumnya dikabarkan warga Arakan ingin mengadakan peringatan 233 tahun runtuhnya Kerajaan Mrauk U oleh Burmese Empire ratusan tahun yang lalu, namun Pemerintah Myanmar tidak memberikan izin sehingga ribuan warga turun ke jalan memprotes kebijakan tersebut dan tetap bersikukuh mengadakan acara peringatan.

Peringatan  runtuhnya kerajaan Arakan merupakan even tahunan yang diadakan di Arakan, namun tahun ini emerintah Myanmar melarang perayaan tersebut. (L/B01/P1).

Mi’raj News Agency (MINA).

Baca Juga: Tegang dengan Hezbollah Lebanon, Israel akan Rekrut 12.000 Tentara Tambahan

Rekomendasi untuk Anda

Dunia Islam
Internasional
Dunia Islam
Dunia Islam
Dunia Islam