Myanmar-Rakhine.jpg" alt="" width="640" height="360" />
Arakan, Myanmar, MINA – Sudah 12 orang warga Arakan tewas ditembak aparat keamanan Myanmar sejak aksi protes Senin (15/1), menentang keputusan pemerintah yang tahun ini melarang peringatan 233 tahun runtuhnya Kerajaan Arakan.
“Sampai saat ini sudah 12 orang warga Arakan tewas akibat diberondong peluru senapan otomatis aparat keamanan Myanmar,” demikian laporan pers, Rabu (17/1).
Korban dilarikan ke Rumah Sakit Umum Daerah Mrauk U, Arakan, sementara yang lain dilarikan ke RS di Sitwee pusat kota Arakan.
Baca Juga: Syamsuri Firdaus Juara 1 MTQ Internasional di Kuwait
Media melaporkan, siang situasi di Arakan lengang. Warga Mrauk U yang mayoritas beragama Budha ini bersembunyi dan menyelamatkan diri di Paghoda-Paghoda yang ada untuk kemudian malam hari kembali melancarkan aksi protes menentang Pemerintah Myanmar.
Sebelumnya dikabarkan warga Arakan ingin mengadakan peringatan 233 tahun runtuhnya Kerajaan Mrauk U oleh Burmese Empire ratusan tahun yang lalu, namun Pemerintah Myanmar tidak memberikan izin sehingga ribuan warga turun ke jalan memprotes kebijakan tersebut dan tetap bersikukuh mengadakan acara peringatan.
Peringatan runtuhnya kerajaan Arakan merupakan even tahunan yang diadakan di Arakan, namun tahun ini emerintah Myanmar melarang perayaan tersebut. (L/B01/P1).
Mi’raj News Agency (MINA).
Baca Juga: AS Jatuhkan Sanksi Enam Pejabat Senior Hamas