Image for large screens Image for small screens

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Damai di Palestina = Damai di Dunia

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Peringatan 233 Tahun Runtuhnya Kerajaan Arakan Dilarang, 12 Demonstran Tewas

Nur Hadis - Kamis, 18 Januari 2018 - 00:54 WIB

Kamis, 18 Januari 2018 - 00:54 WIB

144 Views

Myanmar-Rakhine.jpg" alt="" width="640" height="360" />

Arakan, Myanmar, MINA – Sudah 12 orang warga Arakan tewas ditembak aparat keamanan Myanmar sejak aksi protes Senin (15/1), menentang keputusan pemerintah yang tahun ini melarang peringatan 233 tahun runtuhnya Kerajaan Arakan.

“Sampai saat ini sudah 12 orang warga Arakan tewas akibat diberondong peluru senapan otomatis aparat keamanan Myanmar,” demikian laporan pers, Rabu (17/1).

Korban dilarikan ke Rumah Sakit Umum Daerah Mrauk U, Arakan, sementara yang lain dilarikan ke RS di Sitwee pusat kota Arakan.

Baca Juga: Aktivis Selandia Baru Lacak Tentara Israel yang Berlibur ke Negaranya

Media melaporkan, siang situasi di Arakan lengang. Warga Mrauk U yang mayoritas beragama Budha ini bersembunyi dan menyelamatkan diri di Paghoda-Paghoda yang ada untuk kemudian malam hari kembali melancarkan aksi protes menentang Pemerintah Myanmar.

Sebelumnya dikabarkan warga Arakan ingin mengadakan peringatan 233 tahun runtuhnya Kerajaan Mrauk U oleh Burmese Empire ratusan tahun yang lalu, namun Pemerintah Myanmar tidak memberikan izin sehingga ribuan warga turun ke jalan memprotes kebijakan tersebut dan tetap bersikukuh mengadakan acara peringatan.

Peringatan  runtuhnya kerajaan Arakan merupakan even tahunan yang diadakan di Arakan, namun tahun ini emerintah Myanmar melarang perayaan tersebut. (L/B01/P1).

Mi’raj News Agency (MINA).

Baca Juga: Netanyahu akan bertemu Trump pada 4 Februari

Rekomendasi untuk Anda

Internasional
Dunia Islam
Asia
Internasional
Asia
Dunia Islam