Jakarta, MINA – Anggota Komisi VIII DPR RI Wisnu Wijaya, menekankan, momentum peringatan Gerakan 30 September / Partai Komunis Indonesia (G30 S/PKI) berdekatan dengan momentum peringatan hari santri pada 22 Oktober.
Menurutnya, hal ini menunjukkan bahwa ingatan sejarah kita dituntun dari mengingat sejarah tragedi bangsa yang kelam akibat kebiadaban PKI menuju kenangan heroik peran dari para ulama dan santri dalam membebaskan republik dari cengkraman kolonialisme dan imperialisme.
“Kami mengimbau masyarakat Indonesia untuk melakukan refleksi sejarah dari dua momentum besar tersebut dengan membaca kembali literatur sejarah kita yang sudah bisa diakses melalui medium buku ataupun film,” Anggota DPR Fraksi PKS ini kepada MINA, Selasa (26/9).
Menurut Wisnu, PKI memang sudah tidak ada karena sudah dilarang melalui TAP MPRS Nomor XXV/MPRS/1966. Meski demikian, corak gerakan mereka cukup kental terasa jika melihat fenomena sosial politik belakangan ini.
Baca Juga: Puluhan Ribu Orang Tanda Tangani Petisi Tolak Gelar Doktor Bahlil
“Mulai dari adanya upaya untuk mengadudomba sesama anak bangsa melalui kehadiran buzzer, adanya indikasi usaha mendemonisasi gerakan umat Islam atau keumatan, khususnya di bidang politik, hingga persekusi dan teror terhadap ulama,” ungkap Anggota DPR Dapil Jateng 1 ini.
Dia meneaskan, hal yang perlu dikhawatirkan bukan pada PKI-nya, melainkan munculnya sejumlah indikasi yang bisa membawa bangsa ini pada dampak kerusakan yang pernah ditimbulkan oleh PKI di masa lalu.
“Pada situasi ini, kita membutuhkan peran ulama yang lurus, yakni mereka yang tidak hanya menuntun umat melalui keteladannya, tetapi juga mampu memberikan pencerdasan kepada umat dan umara melalui wawasan kebangsaan dan keagamaannya,” pungkas Wisnu.
Tanggal 30 September diperingati tiap tahunnya sebagai upaya kudeta Partai Komunis Indonesia (PKI) terhadap Pemerintahan Republik Indonesia. Saat itu, PKI mencoba merongrong ideologi Pancasila. peristiwa G30S PKI merupakan sejarah kelam bangsa Indonesia. Generasi sekarang dan yang akan datang tidak boleh lupa akan sejarah ini.(L/R1/P1)
Baca Juga: Pelatih Timnas Arab Saudi Puji Suporter Indonesia
Mi’raj News Agency (MINA)