Bogor, MINA – Aqsa Working Group (AWG) memperingati Hari Pembebasan Baitul Maqdis Pertama oleh Umar bin Khattab pada Selasa (25/11), di Pesantren Al-Fatah Cileungsi, Bogor, Jabar.
Dalam tausiyahnya, Prof Dr Abd Al-Fattah El-Awaisi menyampaikan kisah dan pelajaran penting dari masa pembebasan Baitul Maqdis oleh Umar bin Khattab.
Pakar Baitul Maqdis dan hubungan internasional itu menekankan bagaimana nilai ketauhidan dan kekuatan Al-Qur’an telah menjadikan bangsa Arab yang sebelumnya tidak diperhitungkan oleh dunia, bangkit menjadi umat yang mulia hingga mampu membebaskan Kota Suci itu.
Prof El-Awaisi mengutip ungkapan Umar bin Khattab yang mengatakan, umat dimuliakan dengan Islam.
Baca Juga: Ini Empat Pilar Budaya Baitul Maqdis untuk Menguatkan Gerakan Pembebasan Al-Aqsa
Dalam ceramahnya, ia juga mengisahkan peristiwa ketika Umar memanggil Bilal bin Rabah untuk mengumandangkan azan di Masjidil Aqsa. Bilal pada awalnya menolak karena sejak wafatnya Rasulullah ia tidak sanggup lagi mengangkat suara untuk azan.
Namun, Umar berhasil meyakinkannya bahwa Rasulullah sangat menginginkan pembebasan Masjidil Aqsa, hingga Bilal kemudian mengumandangkan azan yang membuat kaum muslimin saat itu menangis haru. Terutama ketika mengumandangkan kalimat “Asyhadu anna Muhammadan Rasulullah”.
Prof El-Awaisi menambahkan, perhatian Rasulullah terhadap Baitul Maqdis sudah tampak sejak awal kenabian. Sejumlah ayat yang turun di masa awal dakwah mengisyaratkan pentingnya Baitul Maqdis dan Masjidil Aqsa dan menjadi tanda kenabian sekaligus simbol janji kemenangan di kemudian hari.
Pembebasan Baitul Maqdis oleh Umar bin Khattab terjadi pada tahun 15 H/636 M setelah kemenangan pasukan Muslim dalam berbagai pertempuran besar melawan Bizantium.
Baca Juga: Tim RSIA Matangkan Rencana Struktur Rumah Sakit di Gaza
Umar datang langsung ke Baitul Maqdis untuk menerima penyerahan kota secara damai dari Patriark Sophronius. Peristiwa ini dikenal sebagai Fath Baitul Maqdis, yang ditandai dengan jaminan keamanan bagi penduduk, perlindungan tempat ibadah, dan tidak adanya pertumpahan darah.
Umar juga menolak untuk beribadah di dalam Gereja Makam Kudus agar tidak menimbulkan klaim pengambilalihan oleh umat Islam. Pembebasan ini menjadi simbol keadilan Islam dan titik penting dalam sejarah Palestina. []
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: MAN 2 Brebes Jateng Resmikan Masjid, Mutu Madrasah Melesat
















Mina Indonesia
Mina Arabic