Jakarta, 19 Jumadil Akhir 1436/8 April 2015 (MINA) – Seluruh komponen bangsa dari 109 negara yang diundang pada Peringatan 60 Tahun Konferensi Asia Afrika (KAA) akan memperjuangkan kemerdekaan bagi Palestina, sehingga segera diakui secara internasional di forum Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB).
Dukungan Asia Afrika yang juga menekankan dukungan pada capacity building (pembangunan kapasitas) untuk Palestina akan tertuang dalam dokumen Declaration on Palestine (Deklarasi Palestina) sebagai satu dari tiga dokumen utama hasil KAA ke-60.
“Peserta Peringatan KAA berharap mampu mewujudkan perdamaian di kawasan Asia Afrika dari isu-isu teroris dan peperangan, maupun kerjasama lintas sektoral di kawasan Asia Afrika,” kata Sekretaris Bidang Media dan Hubungan Masyarakat Panitia Nasional Peringatan 60 Tahun KAA Freddy H Tulung sebagaimana siaran pers yang diterima Mi’raj Islamic News Agency (MINA).
Selain Deklarasi Palestina, ada dua dokumen penting lainnya yang akan dihasilkan pada peringatan tahun ini, yaitu Declaration of Reinvigarating the New Asian-African Strategic Partnership dan Bandung Message.
Baca Juga: Menag Bertolak ke Saudi Bahas Operasional Haji 1446 H
Dia mengatakan, peranan dan manfaat strategis dari Piagam Dasasila Bandung 1955 adalah menunjang pembangunan kepribadian yang berkarakter dalam kehidupan berbangsa dan bernegara, sebagai negara-negara yang menganut asas politik bebas aktif.
Freddy juga mengatakan generasi muda jangan memandang kegiatan internasional itu sekadar perayaan peringatan yang bersifat seremonial belaka.
Dia menegaskan perlunya generasi muda memahami relevansi Dasasila Bandung terhadap negara-negara berkembang. Generasi muda diharapkan dapat mengingat sejarah yang bermula pada tahun 1955 di Bandung itu.
“Semangat KAA harus didorong menjadi kerjasama konkret bagi negara-negara Asia Afrika,” kata Freddy H Tulung saat menyampaikan sosialisasi Peringatan KAA di Kampus Universitas Indonesia (UI), Selasa (7/4).
Baca Juga: Polisi Amankan Uang Rp150 M dari Kasus Judol
Sosialisasi di Kampus UI itu merupakan rangkaian kegiatan menyambut Peringatan 60 Tahun KAA.
Dalam sosialiasi tersebut, Freddy menjelaskan, sejumlah agenda penting akan dilaksanakan dalam pertemuan para pemimpin Asia Afrika pada 19 hingga 24 April 2015 di Jakarta dan Bandung.
Tiga kegiatan utama, yaitu Senior Official Meeting, Ministerial Meeting, dan Leaders Meeting, akan dilaksanakan di Jakarta pada 19-23 April 2015. Sedangkan satu kegiatan utama, yaitu Bandung Historical Walk, dijadwalkan pada 24 April 2015 di Kota Bandung.
Freddy H Tulung, yang juga Direktur Jenderal Informasi dan Komunikasi Publik Kementerian Komunikasi dan Informatika RI, menjelaskan Peringatan KAA 2015 kali ini juga merupakan momentum 10 Tahun New Asian African Strategic Partnership (NAASP) yang digagas saat Peringatan 50 Tahun KAA pada tahun 2005.
Baca Juga: Polisi Tangkap Satu DPO Kasus Judol, Uang Rp5 M Diamankan
Selain itu, di sela-sela kegiatan utama di Jakarta, pada 21-22 April 2015, juga akan dilangsungkan Asia Africa Business Summit (AABS) 2015 yang bertujuan untuk semakin meningkatkan kerja sama ekonomi antara negara-negara di kawasan Asia dan Afrika.
AABS 2015 akan fokus pada empat isu, yakni infrastruktur, perdagangan, agribisnis, dan kemaritiman. Pertemuan yang akan dihadiri sekitar 400 pengusaha dari Asia dan Afrika ini diarahkan untuk pembentukan Asia Africa Business Council (AABC), yang kemudian akan menjadi pertemuan bisnis rutin tahunan di antara negara-negara Asia Afrika.
Sejauh ini, lebih dari 30 negara yang sudah mengkonfirmasi kehadiran delegasinya dalam acara itu dan pemerintah mengharapkan delegasi yang hadir setingkat kepala negara.
KTT itu merupakan konferensi antara negara-negara Asia dan Afrika, yang kebanyakan baru saja memperoleh kemerdekaan. Awalnya, KAA diselenggarakan oleh Indonesia, Myanmar (Burma), Sri Lanka (dahulu Ceylon), India dan Pakistan serta dikoordinasi Menteri Luar Negeri Indonesia saat itu Sunario.
Baca Juga: Syubban Fatayat Masjid At-Taqwa Cibubur Gelar Program Youth Camp di Purwakarta
Pertemuan pertama berlangsung antara 18-24 April 1955 di Gedung Merdeka, Bandung, dengan tujuan mempromosikan kerjasama ekonomi dan kebudayaan Asia-Afrika dan melawan kolonialisme atau neokolonialisme Amerika Serikat, Uni Soviet, atau negara imperialis lainnya.
Palestina sebagai satu-satunya daerah yang masih dijajah akan menjadi fokus utama dalam pertemuan yang akan digelar di dua kota, Jakarta dan Bandung nanti.(T/R05/R11)
Mi’raj Islamic News Agency (MINA)
Baca Juga: UAR Beri Pelatihan Mitigasi Bencana di SDN Ragunan 05 Pagi Jaksel