Jakarta, MINA – Pemerintah menggelar peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW 1441H tingkat Kenegaraan di Istana Negara. Hadir Presiden dan Wakil Presiden (Wapres) bersama jajaran Kabinet Indonesia Maju, pimpinan lembaga tinggi negara, serta utusan negara sahabat.
Menag dalam sambutannya mengingatkan tentang wasathiyah atau moderasi. “Muhammad Rasulullah mengajarkan umat Islam menjadi ummatan wasathan yaitu umat moderat yang teguh pada keyakinan, menghormati perbedaan dan menghargai keragaman,” tutur Menag di Jakarta, Jumat (8/11).
Hadir juga sekitar 150 anak panti asuhan di DKI Jakarta. Hikmah Maulid disampaikan Guru Besar UIN Walisongo Abdul Djamil, dilanjut dengan sambutan Menteri Agama (Menag) Fachrul Razi dan Wapres KH Ma’ruf Amin.
“Islam adalah Agama yang selalu membawa kesejukan, mengambil jalan tengah dan memberikan solusi terhadap persoalan kemanusiaan,” lanjutnya.
Baca Juga: Tumbangnya Rezim Asaad, Afta: Rakyat Ingin Perubahan
Menag mengajak masyarakat Indonesia untuk meneladani akhlak dan kehidupan Rasulullah. “Meneladani akhlak dan kehidupan beliau sangat pantas untuk dilakukan,” ujarnya.
Sebelumnya, Guru Besar UIN Walisongo Prof. Dr. H. Abdul Djamil, MA, dalam uraian hikmah Maulid menyampaikan keteladanan Rasulullah SAW dalam membangun integritas pribadi, masyarakat, bangsa, dan negara yang unggul dan maju dalam bingkai keimanan dan kemanusiaan.
Menag menilai pesan yang disampaikan Abdul Djamil memperjelas potret keteladanan Nabi. “Ia adalah al-amin yang paling terpercaya dan ia pembawa rahamat bagi alam semesta,” kata Menag sembari menyitir ayat 107 surat Al Anbiya: “Wa maa arsalnaaka illaa rahmatan lil ‘aalamiin (Dan kami tidak mengutus engkau (Muhammad) melainkan untuk menjadi rahmat bagi alam semesta).
Karena itu, lanjut Menag, kelahiran beliau di muka bumi ini merupakan karunia besar dari Allah kepada umat manusia yang patut disyukuri dan diperingati.(R/R01/P2)
Baca Juga: Resmikan Terowongan Silaturahim, Prabowo: Simbol Kerukunan Antarumat Beragama
Mi’raj News Agency (MINA)