Jakarta, MINA – Ketua Umum Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah Haedar Nashir mengucapkan selamat terkait peringatan satu abad NU (Nahdlatul Ulama). Haedar menyebut kedua organisasi Islam itu menjadi jalan tengah integrasi keumatan dan kebangsaan.
“Keduanya menjadi kekuatan penjaga bandul keseimbangan dan jalan tengah dalam proses integrasi keumatan dan kebangsaan secara harmoni, damai, dan konstruktif dalam kehidupan keindonesiaan yang Bhinneka Tunggal Ika,” ujar Haedar dalam keterangan tertulis, di Jakarta, Selasa (7/2).
Haedar mengatakan, Muhammadiyah dan NU merupakan pilar strategis Islam Indonesia yang memiliki kekhasan masing-masing. Keduanya, memahat pandangan dan praktek keagamaan yang kokoh, moderat, dan berorientasi Islam Rahmatan Lil-‘alamin.
“Menjadikan Islam sebagai ajaran kebaikan terutama bagi sesama kaum muslimin, sekaligus bagi seluruh umat manusia dan semesta alam,” kata dia.
Baca Juga: Kemenag Kerahkan 50 Ribu Penyuluh Agama untuk Cegah Judi Online
Terkait dengan tema Harlah I Abad NU “Mendigdayakan Nahdlatul Ulama Menjemput Abad Kedua Menuju Kebangkitan Baru,” Haedar berharap NU menjadi ormas Islam Indonesia yang bangkit dan digdaya.
“Ibarat kesaktian atau kedigdayaan para pendekar bukan hanya pada kekuatan ragawi, tetapi juga rohani dalam wujud keluhuran batin, welas asih, kebijaksanaan, membela yang terzalimi, serta tegak lurus di atas kebenaran dan kebaikan yang utama,” ujarnya.
Acara peringatan I Abad NU digelar di Stadion Gelora Delta Sidoarjo dengan dihadiri Presiden Jokowi, Wakil Presiden Ma’ruf Amin dan sejumlah petinggi negara lainnya. Acara tersebut rencananya telah digelar sejak Selasa dini hari pukul 00.00 WIB dan rencananya akan berlangsung selama 24 jam non stop dengan diisi berbagai agenda. (R/R4/P1)
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: Indonesia Sesalkan Kegagalan DK PBB Adopsi Resolusi Gencatan Senjata di Gaza