Jakarta, MINA – Ribuan warga Indonesia berpartisipasi dalam aksi lari serentak bertajuk Run for Liberation (RFL) akhir pekan ini, sebagai bentuk solidaritas terhadap rakyat Palestina dan untuk memperingati 77 tahun peristiwa Nakba.
Lebih dari 1.000 peserta dari berbagai komunitas pelari, aktivis kemanusiaan, dan masyarakat umum ikut ambil bagian dalam kegiatan yang berlangsung di sedikitnya 15 kota di Indonesia, termasuk Jakarta, Bandung, Solo, Medan, dan Makassar, puncaknya pada Sabtu dan Ahad, 31 Mei – 1 Juni 2025.
Acara tersebut digagas oleh komunitas SMART 171 dan dilaksanakan bekerja sama dengan jaringan lokal di berbagai daerah. Peserta memilih tiga kategori jarak lari: 2 km untuk Run for Rafah, 5 km untuk Run for Gaza, dan 10 km untuk Run for Humanity, yang masing-masing merepresentasikan rute yang ditempuh warga Palestina selama mengungsi di Gaza.
“Rute ini melambangkan perjalanan berat para pengungsi Gaza dari Rafah hingga Khan Yunis. Kami ingin menunjukkan empati, bahwa di sini kami bisa berlari dengan damai, sementara di Gaza mereka harus melarikan diri demi hidup,” ujar Tahira, koordinator nasional RFL kepada MINA, Sabtu (31/5).
Baca Juga: Indonesia Punya Peran Penting Pada KTT Soal Palestina Juni Ini
Bandung menjadi salah satu titik utama kegiatan, dengan start dari Masjid Salman ITB dan rute melewati Gedung Sate dan Gasibu. Selain lari, beberapa kota juga mengadakan acara pendukung seperti panggung kemanusiaan, pertunjukan akustik, talkshow, dan teatrikal.
Hilmi, ketua panitia RFL Bandung, menyatakan kegiatan ini merupakan bentuk perlawanan damai terhadap genosida yang terus berlangsung di Gaza. “Saat pembantaian tidak berhenti, kita tidak boleh diam,” ujarnya.
Menurut penyelenggara, acara ini sepenuhnya digerakkan oleh komunitas akar rumput tanpa dukungan sponsor besar. Kegiatan ini juga menjadi ruang bagi generasi muda menyuarakan keprihatinan terhadap krisis kemanusiaan di Palestina.
RFL dimulai sejak 15 Mei, bertepatan dengan Hari Nakba, saat lebih dari 750.000 warga Palestina dipaksa meninggalkan tanah air mereka pada 1948. Para peserta dapat berlari secara mandiri dari rumah masing-masing dengan mengenakan atribut Palestina dan mencatat aktivitas mereka melalui aplikasi pelacak.
Baca Juga: Pascakebijakan Anti Imigran, Kota-Kota di AS Hadapi Gelombang Aksi Protes
“Di tengah situasi yang terus memburuk, kami ingin menyampaikan bahwa rakyat Palestina tidak sendirian,” ujar Devi, peserta dari Blitar, seraya menyebutkan bahwa lebih dari 61.000 warga Palestina telah tewas akibat agresi di Gaza.
RFL diharapkan menjadi aksi tahunan untuk memperluas kesadaran publik mengenai krisis kemanusiaan di Palestina dan mendorong dukungan global bagi hak-hak rakyat Palestina.[]
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: Banjir Rob dan Evakuasi Truk sebab Macet Panjang di Jalur Pantura Semarang-Demak