Kuala Lumpur, MINA – Dalam memperingati Hari Nakbah, lembaga non-pemerintahan (NGO) dari negara-negara anggota ASEAN menyerukan diakhirinya pendudukan Israel atas tanah milik bangsa Palestina.
“Pada Jumat (15/5) nanti menandai peringatan ke-72 ‘bencana’ dan pendudukan ilegal atas tanah Palestina oleh Pemerintah Apartheid Israel,” kata pernyataan bersama NGO se-ASEAN dalam siaran pers yang diterima MINA, Selasa (12/5).
Peringatan Hari Nakbah jatuh setiap tanggal 15 Mei. Nakbah, oleh rakyat Palestina, diartikan sebagai bencana. Saat Israel berdiri pada Mei 1948, sekitar 700 ribu warga Palestina terusir dan dilarang kembali.
Mereka kemudian mengungsi ke beberapa negara Arab. Jumlah pengungsi Palestina yang saat ini tak bisa pulang ke tanahnya diperkirakan telah mencapai 6 juta orang.
Baca Juga: Jumlah Syahid di Jalur Gaza Capai 44.056 Jiwa, 104.268 Luka
Menurut Badan Pemulihan dan Pekerjaan PBB (UNRWA), hampir sepertiga dari pengungsi Palestina yang terdaftar tinggal di 58 kamp, yakni di Yordania, Suriah, Jalur Gaza, Tepi Barat, dan Yerusalem Timur (Al-Quds).
Para pemimpin NGO se-ASEAN tersebut juga menegaskan kembali dukungan untuk perjuangan kemerdekaan Palestina yang sudah berlangsung sejak 1948.
“Kami berdiri dalam solidaritas setiap kesempatan demonstrasi, pawai, dan protes oleh warga Palestina di Tepi Barat yang diduduki dan Jalur Gaza,” tambah pernyataan itu.
Selain itu, para pemimpin NGO juga menyerukan dibukanya 13 tahun blokade Israel atas Gaza.
Baca Juga: Hamas Sambut Baik Surat Perintah Penangkapan ICC untuk Netanyahu dan Gallant
“Blokade telah melanggar hak asasi manusia. Bersamaan dengan serangan barbar yang terus-menerus diluncurkan oleh militer Israel di Gaza. Komunitas dunia harus mengembalikan keadaan normal ke Gaza dan rakyatnya,” tegas pernyataan itu.
Sementara itu, PBB dan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) diminta untuk menekan Israel agar membuka akses bantuan medis ke Gaza dan Tepi Barat dalam menghadapi wabah Covid-19.
Organisasi-organisasi non-pemerintahan yang menyepakati pernyataan bersama tersebut diantaranya, MAPIM dari Malaysia, Al-Aqsa Working Group (AWG) dari Indonesia, Council for Humanitarian Networking of the Sheikhul Islam dari Thailand, Justice and Development Association dari Kamboja, dan Southern Arakan Social & Welfare Community dari Myanmar. (T/RE1/R1)
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: Iran: Veto AS di DK PBB “Izin” bagi Israel Lanjutkan Pembantaian