Image for large screens Image for small screens

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Damai di Palestina = Damai di Dunia

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Peringati Hari Pahlawan, MUI Sampaikan Lima Pesan

Rendi Setiawan - Ahad, 11 November 2018 - 22:48 WIB

Ahad, 11 November 2018 - 22:48 WIB

3 Views

Wakil Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Zainut Tauhid Sa'adi

Jakarta, MINA – Majelis Ulama Indonesia (MUI) menyampaikan lima pesan kepada masyarakat dalam memperingati momentum Hari Pahlawan yang jatuh setiap 10 November.

Lima pesan itu disampaikan oleh Wakil Ketua Umum MUI Zainut Tauhid Saadi dalam keterangan tertulisnya yang diterima MINA di Jakarta, Sabtu (11/11).

“Pertama, MUI mengajak seluruh masyarakat melakukan doa bersama untuk para pahlawan kusuma bangsa agar arwahnya senantiasa mendapatkan curahan rahmat dan ampunan (maghfirah) dari Allah SWT, ditempatkan di surga-Nya yang penuh dengan kenikmatan, kedamaian dan kekal abadi di dalamnya,” katanya.

Kedua, MUI mengajak seluruh masyarakat untuk mengenang jasa perjuangan para pahlawan agar bisa melanjutkan cita-cita luhurnya, yaitu mewujudkan negara yang melindungi segenap bangsa dan seluruh tumpah darah Indonesia, memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa dan ikut melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi, dan keadilan sosial.

Baca Juga: MUI Tekankan Operasi Kelamin Tidak Mengubah Status Gender dalam Agama

“Dalam kenyataannya, cita-cita tersebut sampai saat ini masih jauh dari harapan, untuk hal tersebut tugas dan kewajiban kita semuanya untuk memenuhinya,” katanya.

Ketiga, MUI mengajak seluruh masyarakat untuk meneladani sifat dan sikap para pahlawan agar dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari. Misalnya, sikap rela dan ihlas berkorban, berani, jujur, cinta tanah air, mendahulukan kepentingan negara di atas kepentingan pribadi dan golongan, serta rendah hati dan tidak sombong.

“Sifat dan sikap kepahlawanan seperti itu sekarang ini sudah mulai terkikis dengan derasnya arus globalisasi yang mengarah kepada nilai2 sekularisme, liberalisme, individualisme dan pragmatisme yang jauh dari nilai2 luhur bangsa Indonesia,” ujar Zainut.

Keempat, MUI menilai saat ini mulai terjadi gejala mengikisnya nilai2 budaya bangsa. Hal itu ditandai dengan semakin lemahnya ikatan sosial antarmasyarakat, longgarnya nilai etika, hukum dan agama, sehingga banyak melahirkan penyimpangan perilaku di masyarakat.

Baca Juga: Prof. El-Awaisi Serukan Akademisi Indonesia Susun Strategi Pembebasan Masjidil Aqsa

“Seperti perilaku sadisme, seks bebas, penyalahgunaan narkoba, penyebaran hoaks, fitnah, ujaran kebencian, korupsi dan perilaku menyimpang lainnya baik yang dilakukan secara individu, institusi maupun yang terorganisasi. Semuanya itu merupakan bentuk penyakit masyarakat yang jauh dari nilai2 kepahlawanan,” paparnya.

Kelima, MUI menengarai mulai terjadinya keretakan dan memudarnya ikatan nasionalisme, semangat persaudaraan antarwarga dan elemen di masyarakat. Hal ini ditandai dengan menguatnya sikap dan perilaku eksklusivisme kelompok yang mengusung tema primordialisme di masyarakat.

Zainut mengatakan, sikap eksklusivisme dan primordialisme yang berlebihan dapat mengganggu rasa kebangsaan dan kebhinnekaan kita yang pada gilirannya akan mengancam persatuan dan kesatuan bangsa.

“Untuk hal tersebut MUI mengajak semua pihak untuk kembali kepada semangat perjanjian luhur para pahlawan yang telah meletakkan dasar-dasar berdirinya NKRI yaitu Pancasila, agar bangsa Indonesia selamat dari bahaya perpecahan dan tetap berdiri tegak hingga akhir masa,” katanya. (R/R06/RS3)

Baca Juga: Syeikh Palestina: Membuat Zionis Malu Adalah Cara Efektif Mengalahkan Mereka

Mi’raj News Agency (MINA)

Rekomendasi untuk Anda

Indonesia
Indonesia
Indonesia
Indonesia
Indonesia