Image for large screens Image for small screens

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Damai di Palestina = Damai di Dunia

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Peringati Hari Santri, Gus Yahya: Jaga Persatuan, Teladani Semangat KH Hasyim Asyari

Redaksi Editor : Rudi Hendrik - 1 menit yang lalu

1 menit yang lalu

2 Views

Ketua Umum PBNU KH Yahya Cholil Staquf (foto: MINA)

Jakarta, MINA – Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU), KH Yahya Cholil Staquf menyerukan kepada seluruh santri dan warga NU untuk meneguhkan kembali semangat Hari Santri dengan meneladani amanat perjuangan KH Hasyim Asy’ari, yaitu menjaga persatuan umat dan keutuhan bangsa.

Hal itu disampaikan saat Apel Akbar Hari Santri 2025 di Pondok Pesantren Tambak Beras, Jombang, Jawa Timur, pada Rabu (22/10).

Dalam pidato peringatan Hari Santri 2025 di Jakarta, KH Yahya menegaskan bahwa Hari Santri bukan sekadar momentum seremonial, tetapi panggilan moral untuk menghidupkan kembali semangat perjuangan para ulama dalam mempertahankan kemerdekaan dan menegakkan nilai-nilai Islam rahmatan lil ‘alamin.

“KH Hasyim Asy’ari telah memberikan dasar yang kokoh bagi umat Islam Indonesia, bahwa mencintai tanah air merupakan bagian dari iman. Inilah pesan utama yang harus terus dihidupkan oleh para santri di seluruh penjuru negeri,” ujar KH Yahya dalam pidatonya.

Baca Juga: Kado Spesial Hari Santri: Presiden Perintahkan Pembentukan Ditjen Pesantren di Kemenag

Ia menambahkan, warisan pemikiran KH Hasyim Asy’ari mengandung pesan kuat tentang pentingnya menjaga ukhuwah Islamiyah dan ukhuwah wathaniyah. Dalam konteks kekinian, semangat ini harus diwujudkan melalui kerja sama antarumat Islam dan seluruh elemen bangsa untuk membangun keadilan sosial serta menghindari perpecahan akibat politik identitas dan ujaran kebencian.

KH Yahya juga menekankan bahwa para santri harus hadir sebagai teladan dalam kehidupan masyarakat modern, menguasai ilmu pengetahuan, teknologi, dan ekonomi, tanpa kehilangan jati diri keislaman.

“Santri harus menjadi pelopor perubahan. Mereka tidak boleh terjebak dalam romantisme masa lalu, tetapi harus memimpin masa depan dengan akhlak dan kecerdasan,” tegasnya.

Dalam kesempatan tersebut, KH Yahya turut mengingatkan pemerintah agar memperkuat peran pesantren sebagai pusat pendidikan moral dan kebangsaan. Menurutnya, pesantren adalah benteng peradaban Islam di Indonesia yang telah terbukti menjaga nilai keagamaan sekaligus kebangsaan selama berabad-abad.

Baca Juga: Kutuk Pelanggaran Gencatan Senjata Israel, AWG: Zionis Pengkhianat Kemanusiaan  

Pesantren bukan hanya tempat menuntut ilmu agama, tetapi juga pusat kaderisasi pemimpin bangsa. Maka dari itu, negara wajib memberikan perhatian dan dukungan yang lebih besar bagi pesantren,” ujarnya.

Peringatan Hari Santri kali ini diwarnai dengan refleksi sejarah resolusi jihad 22 Oktober 1945, yang menjadi tonggak penting peran ulama dan santri dalam mempertahankan kemerdekaan Indonesia.

KH Yahya menutup pidatonya dengan doa agar semangat persatuan, sebagaimana diajarkan KH Hasyim Asy’ari, terus menjadi inspirasi perjuangan umat Islam dalam membangun bangsa yang adil, damai, dan bermartabat. []

Mi’raj News Agency (MINA)

Baca Juga: Ponpes Al-Fatah Cileungsi Peringati Hari Santri 2025, Serukan Kepedulian untuk Palestina

Rekomendasi untuk Anda