Tel Aviv, MINA – Lebih dari 40.000 pemukim ilegal meninggalkan Israel dalam tujuh bulan pertama tahun 2024, menurut data resmi yang diungkapkan oleh Biro Statistik Israel pada Ahad (22/9). Angka ini dinilai sebagai lonjakan besar dalam imigrasi setelah perang Badai Al-Aqsa.
Departemen tersebut menjelaskan, terdapat peningkatan signifikan jumlah warga Israel yang keluar negeri dibandingkan tahun 2023, sekitar setahun setelah genosida di Jalur Gaza. Pusat Informasi Palestina melaporkan, Senin (23/9).
Saluran 13 Israel mengutip Departemen Statistik Pemerintah yang mengatakan, data awal menunjukkan bahwa periode Januari hingga Juli 2024 menyaksikan tingginya jumlah keberangkatan, tanpa menentukan tujuan mereka.
Data awal menunjukkan 27.800 orang kembali ke Israel pada periode yang sama. Jumlah tersebut termasuk mereka yang sebelumnya berangkat dan kembali, serta mereka yang memutuskan berimigrasi ke Israel dari negara lain.
Baca Juga: Jumlah Syahid di Jalur Gaza Capai 44.056 Jiwa, 104.268 Luka
Pada tahun 2023, sekitar 55.300 warga Israel berimigrasi, sementara sekitar 27.000 memilih kembali atau berimigrasi ke Israel.
Pada tahun 2022, sekitar 38.000 warga Israel keluar, dan 23.000 kembali atau berimigrasi ke Israel, sedangkan pada tahun 2021, 31.000 meninggalkan dan sekitar 29.000 kembali, menurut sumber yang sama.
Tingkat imigrasi Yahudi ke wilayah pendudukan di Palestina mengalami penurunan yang belum pernah terjadi sebelumnya pada paruh pertama tahun 2023 akibat mengingat ketegangan keamanan, meningkatnya operasi perlawanan Palestina di Tepi Barat dan krisis internal yang melanda Israel.
“Imigrasi ke Palestina menurun tajam pada paruh pertama tahun ini. Tingkat kedatangan/imigrasi orang Yahudi ke Palestina menurun sekitar 20% dari Amerika dan Eropa,” menurut data dari Kementerian Imigrasi dan Penampungan Israel serta Agensi Israel.[]
Baca Juga: Hamas Sambut Baik Surat Perintah Penangkapan ICC untuk Netanyahu dan Gallant
Mi’raj News Agency (MINA)