Oleh: Uswatun Hasanah, Pengurus Koordinator Muslimat Pusat (KMP) dan Relawan Aqsa Working Group (AWG)
Siapa itu Generasi Milenial?
Milenial atau sering disebut generasi Y adalah sekelompok orang yang lahir setelah generasi X. Mereka lahir pada kisaran 1980 hingga 2000-an.
Riset yang dilakukan oleh lembaga Alvara Research Center mengatakan bahwa pada tahun 2020, generasi milenial akan mendominasi populasi di Indonesia dengan porsi sekitar 34 persen, diikuti 20 persen generasi X, dan 13 persen generasi baby boomers (kelahiran 1946 hingga 1964).
Baca Juga: Israel Halangi Evakuasi Jenazah di Gaza Utara
Apa potensi yang dimiliki Generasi Milenial?
- Generasi milenial dapat berperan sebagai agent of change, ada beberapa sikap yang semestinya ada pada mereka yang menjalankan peran sebagai agent of change, diantara sikapnya ialah memiliki visi misi yang jernih, gigih mencapai target, bersikap kritis dan analitis, memiliki pengetahuan yang luas, dan dapat menjadi contoh baik bagi orang – orang disekitarnya.
- Generasi milenial khususnya di Indonesia sangat intens berinteraksi dengan internet. Dalam sehari rata-rata generasi milenial bisa menggunakan internet dengan durasi lebih dari tujuh jam dengan rentang usia tertentu. Dengan ini, sangat mudah bagi generasi milenial memanfaatkan internet dalam hal positif misalnya dapat mengakses informasi terkini tentang Masjid Al Aqsa dan Palestina atau membuat berbagai konten kreator, animasi, bahkan karikatur edukasi tentang Masjid Al Aqsa dan Palestina.
- Gaya hidup generasi milenial yang cenderung sangat dekat dengan teknologi menuntut sikap proaktif bukan hanya sebagai pengguna teknologi tetapi juga sebagai pencipta teknologi tersebut. Perkembangan teknologi juga mendorong generasi milenial memiliki kemampuan multitasking.
- Karakteristik generasi milenial yang cenderung kreatif dan menyukai hal -hal yang proaktif menjadi salah satu peran di bidang pendidikan. Karena pendidikan merupakan bekal penting untuk mengikuti perkembangan zaman, maka generasi milenial perlu berkontribusi bagi masyarakat yang pada akhirnya membantu kualitas pendidikan agar lebih baik.
- Hidup di zaman generasi milenial tak pandang bulu untuk memiliki harta kekayaan serta investasi, hal ini dikarenakan adanya akses kemudahan dalam berbisnis, baik dari usia remaja maupun dewasa.
Dengan lima potensi yang dimiliki generasi milenial tersebut dapat kita kaitkan dengan pembebasan Al Aqsa dan Palestina. Maka peran yang dapat dilakukan oleh generasi milenial sebagai berikut.
Apa peran generasi milenial saat ini dalam pembebasan Masjid Al Aqsa?
Dalam Al-Qur’an, Allah berfirman:
Baca Juga: Keluarga Tahanan Israel Kecam Pemerintahnya Sendiri
فَإِذَا جَآءَ وَعْدُ أُولَىٰهُمَا بَعَثْنَا عَلَيْكُمْ عِبَادًا لَّنَآ أُو۟لِى بَأْسٍ شَدِيدٍ فَجَاسُوا۟ خِلَٰلَ ٱلدِّيَارِ ۚ وَكَانَ وَعْدًا مَّفْعُولًا
“Maka apabila datang saat hukuman bagi (kejahatan) pertama dari kedua (kejahatan) itu, Kami datangkan kepadamu hamba-hamba Kami yang mempunyai kekuatan yang besar, lalu mereka merajalela di kampung-kampung, dan itulah ketetapan yang pasti terlaksana.” (QS Al-Isra`: 5).
ثُمَّ رَدَدْنَا لَكُمُ الْكَرَّةَ عَلَيْهِمْ وَاَمْدَدْنٰكُمْ بِاَمْوَالٍ وَّبَنِيْنَ وَجَعَلْنٰكُمْ اَكْثَرَ نَفِيْرًا
“Kemudian Kami berikan kepadamu giliran untuk mengalahkan mereka kembali dan Kami membantumu dengan harta kekayaan dan anak-anak dan Kami jadikan kamu kelompok yang lebih besar.” (QS Al-Isra’: 6).
Dua ayat diatas adalah histori kiat-kiat perjuangan yang termaktub dalam Al Qur`an pada pembebasan Masjid Al Aqsa.
Untuk sampai kepada kata “Kemudian Kami berikan kepadamu giliran untuk mengalahkan mereka kembali. . .”, di ayat sebelumnya ada syarat-syarat yang harus dilakukan sehingga sampai kepada kata “. . kami berikan kepadamu giliran. . .”. kiat kiat yang bisa kita lakukan bersama dalam pembebasan Masjid Al Aqsa berdasarkan penjelasan dari dua ayat tersebut adalah tersimpulkan ada 4 peranan besar yang dapat dilakukan, yaitu:
Baca Juga: Jajak Pendapat: Mayoritas Warga Penjajah Israel Ingin Akhiri Perang
1.Hamba yang memiliki kekuatan besar, pada terjemahan lain disebutkan “. . hamba-hamba Kami yang perkasa. . .”, jadi kita bisa memahami hamba yang memiliki kekuatan besar atau perkasa.
Hamba Perkasa bisa kita pahami seluas-luasnya tanpa menyalahi kehendak Allah ta’ala. Perkasa disini bisa berbentuk Fisik, yaitu Perkasa Fisik terus melatih ketangkasan diri, keahlian bela diri, dan Perkasa Non Fisik, yaitu perkasa dalam hal wawasan keilmuan, pengembangan studi, dll dan terakhir Perkasa Non Fisik yaitu Perkasa dari sisi peningkatan kedekatan kepada Allah ta’ala, berupaya menjalankan segala perintahnya dengan baik, dan berupaya juga menjauhi larangannya dengan baik, dst.
Maka dalam mengaplikasikan kata “Hamba yang memiliki kekuatan besar” sebagai berikut:
A. Perkasa Fisik
Baca Juga: Front Demokrasi Serukan Persatuan di Tepi Barat Palestina
- Bidang Beladiri
- Bidang Olahraga
- Peningkatan Skill melalui program-progam ekstrakulikuler madrasah
B. Perkasa Keilmuan
- Pengembangan Studi
- Keberlanjutan Studi
- Menjadi Ahli dalam suatu bidang keilmuan
C. Perkasa dalam Peribadatan kepada Allah
- Peningkatan dalam ibadah-ibadah maghdlah
- peningkatan dalam ibadah-ibadah ghairu maghdlah
2. Mereka merajala di kampung-kampung
Dalam memahami penggalan ayat “Merajalela di Kampung-Kampung”, kita bisa memahaminya dengan konteks tradisional dan dengan konteks kontemporer (kekinian)
Baca Juga: Abu Ubaidah: Tentara Penjajah Sengaja Bombardir Lokasi Sandera di Gaza
Merajalela:
Kata Merajalela bisa dipadankan dengan kata menghebat atau menyebar secara luas dengan cepat.
Di Kampung-Kampung :
A. Konteks Tradisional
Dipahami sebagaimana “Kampung” itu adanya, teman-teman penting menyebarkan seluas-luasnya dengan cepat ihwal semangat perjuangan pembebasan Masjid Al Aqsa di tempat teman-teman tinggal, misal semasa libur sekolah, atau ketika diminta mengisi kajian.
Baca Juga: [Hadits Arbain ke-25] Tentang Bersedekah Tidak Mesti dengan Harta
B. Konteks Kontemporer
Pemaknaan “Kampung” bisa kita pahami secara luas dengan memperhatikan yang terjadi di era milenium ini. Kampung yang memiliki dasar makna suatu tempat permukiman yang bisa menampung berbagai golongan penduduk.
Jika ditarik ke konsep kontemporer bahwa kampung adalah tempat di mana berbagai golongan berkumpul dan bermukim, maka grup-grup pada sosial media, baik di Facebook, Telegram, WhatsApp bisa dikiaskan sebagai Kampung maya, karena didalamnya terdapat berbagai akun dari berbagai golongan atau latar belakang dan bermukim, yaitu berada dalam grup-grup tersebut dalam waktu lama.
Pemahaman kekinian terhadap konteks “Merajalela di Kampung-Kampung”, teman-teman dapat memaknainya kepada pemaksimalan sosial media dalam menyebarkan secara luas dan cepat ihwal semangat perjuangan pembebasan masjid Al Aqsa di berbagai grup-grup media yang teman-teman miliki.
Baca Juga: Tafsir Surat Al-Fatihah: Makna dan Keutamaannya bagi Kehidupan Sehari-Hari
Pesan-pesan semangat perjuangan pembebasan Masjid Al Aqsa tersebut bisa teman-teman share atau menjadi konten kreator yang membuat berbagai konten-konten yang berisikan pesan pentingnya Masjid Al Aqsa dan pentingnya dalam mengupayakan pembebasan Masjid Al Aqsa.
3. Mereka memiliki harta kekayaan
Selain menjadi hamba yang perkasa dari berbagai sisi dan rajin dalam menyebarkan secara luas dan cepat pesan-pesan pentingnya Masjid Al Aqsa dan pentingnya dalam membebaskannya. Kemudian secara jelas yang tanpa perlu pemahaman yang mendalam, bahwa orang-orang yang bertekad dalam mengusahakan perjuangan pembebasan Masjid Al Aqsa, sangat penting mengusahakan memiliki harta kekayaan. dalam hal ini selaras juga dengan firman Allah :
انْفِرُوا خِفَافًا وَثِقَالًا وَجَاهِدُوا بِأَمْوَالِكُمْ وَأَنْفُسِكُمْ فِي سَبِيلِ اللَّهِ ۚ ذَٰلِكُمْ خَيْرٌ لَكُمْ إِنْ كُنْتُمْ تَعْلَمُونَ
Artinya : “Berangkatlah kamu baik dalam keadaan merasa ringan maupun berat, dan berjihadlah kamu dengan harta dan dirimu di jalan Allah. Yang demikian itu adalah lebih baik bagimu, jika kamu mengetahui.” (QS At-Taubah: 41).
Baca Juga: Al-Qasam Rilis Video Animasi ”Netanyahu Gali Kubur untuk Sandera”
Setelah teman-teman lulus nanti dan memilih untuk fokus menjadi pengusaha atau berkarir dalam dunia kerja, hendaknya diniatkan kepada bagian dari upaya membebaskan Masjid Al Aqsa dengan menjadi pengusaha atau berkarir dalam dunia kerja yang sukses yaitu berhasil memiliki harta kekayaan yang nantinya akan menjadi support penting dalam pembebasan Masjid Al Aqsa.
4. Mereka menjadi kelompok yang besar
Poin empat ini adalah salah satu dampak yang akan diterima dari upaya menguatkan diri (perkasa) dari berbagai sisi (fisik, intelektualitas, ketaqwaan), dan berupaya menjadi pengusaha atau berkarir di dunia kerja yang sukses sehingga harta kekayaan dari hasil tersebut disalurkan untuk perjuangan pembebasan Masjid Al Aqsa di barengi dengan pemaksimalan penyebaran pesan semangat juang pembebasan Masjid Al Aqsa di berbagai platform media dan media sosial, sehingga banyak yang terpanggil dan memahami bahwa perjuangan Masjid Al Aqsa adalah tanggung jawab seluruh umat muslim di dunia.
Oleh karena itu, perlu jiwa-jiwa yang besar pula untuk mengakomodir dampak ini (menjadi kelompok yang besar) dan adanya wadah dalam persatuan Jama’ah Muslimin yang dipimpin oleh seorang imam yang memiliki jiwa dan semangat besar dalam pembebasan Masjid Al Aqsa dan Palestina.
Baca Juga: Tentara Cadangan Israel Mengaku Lakukan Kejahatan Perang di Gaza
Selain itu terdapat mentalitas yang diperlukan untuk menjadi dan mengakomodir kekuatan atau kelompok yang besar adalah teman-teman perlu lakukan dan miliki, sebagaimana yang dimiliki oleh Salahuddin Al Ayubi, adalah:
a. Selalu mengingat Allah dalam segala keadaan, kapanpun dan di manapun.
b. Tetap bersikap adil dalam menyikapi segala masalah.
c. Amanah dan istiqomah.
Baca Juga: Jihad Islam Kecam Otoritas Palestina yang Menangkap Para Pejuang di Tepi Barat
d. Mengutamakan kepentingan ummat dibanding kepentingan diri sendiri.
e. Memiliki sifat pemberani, pemaaf, percaya diri, dan santun.
f. Menyikapi perbedaan dengan bijaksana.
g. Memiliki sifat pemurah dan kasih sayang.
h. Bertanggung jawab atas segala risiko yang dilakukan.
(AK/R1/P1/RS2)
Mi’raj News Agency (MINA)