Image for large screens Image for small screens

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Damai di Palestina = Damai di Dunia

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

PERKEMBANGAN MUJAHID DI JALUR GAZA KINI

Admin - Selasa, 2 Juli 2013 - 00:42 WIB

Selasa, 2 Juli 2013 - 00:42 WIB

770 Views ㅤ

Jakarta, 22 Sya’ban 1434/2 Juli 2013 (MINA) – Relawan Medical Emergency Rescue Committee (MER-C) dalam pembangunan Rumah Sakit Indonesia (RSI) Nur Ikhwan Abadi menyampaikan beberapa perkembangan para relawan lainnya yang berada di Jalur Gaza Palestina.

“Sejak dikumandangkan Ghazwah Fathul Aqhsa oleh Imamul Muslimin pada tahun 2006, berbagai usaha dilakukan untuk mengembalikan Masjid Al-Aqsha yang dikuasai Zionis Yahudi. Usaha-usaha tersebut dilakukan meliputi seminar-seminar, konferensi, tabligh akbar, long march cinta Al-Aqsha, bedah buku, kajian-kajian tentang Aqsha yang dilakukan hampir di seluruh Indonesia,” kata Nur Ikhwan pada Tabligh Akbar yang diselenggarakan Pondok Pesantren Al-Fatah pada 20-21 Sya’ban 1434/29-30 Juni 2013 di Masjid At-Taqwa, Pasirangin, Cileungsi-Bogor.

“Tahun 2009 sejumlah 25 orang dikirim ke Yaman untuk belajar tentang Al-Aqsha dan Palestina, baik dari sejarah atau topograpi. Pada tahun yang sama sejumlah 68 orang diberangkatkn ke Jantung Palestina, guna melihat secara langsung kondisi al-Aqsha. Dengan izin Allah semua pasukan tersebut dapat masuk ke Al-Quds dan melihat kondisi secara langsung,” kata pembicara pertama pada Tabligh Akbar yang bertema “Dengan Ramadhan Kita Tingkatkan Ukhuwah Khairu Ummah Menuju Pembebasan Masjid Al-Aqsha di Tengah Hegemoni Barat” itu.

“Kondisi yang sangat mengenaskan, masjid suci ketiga kaum muslimin dijaga ketat oleh zionis Yahudi, untuk memasukinya saja dibatasi umur dan waktu. Waktu hanya dari jam 4 pagi hingga 10 malam. Selebihnya ditutup dan tidak ada yang boleh masuk. Pembatasan umur juga dilakukan hanya orang tua sepuh yang boleh masuk, sedangkan yang masih muda berusia dibawah 50 tahun dilarang masuk dan beribadah di sana,” kata pemuda yang sempat mengkibarkan bendera hitam “liwa rasulullah” bertuliskan “الله اكبر” di Halaman Masjid Al-Aqsha itu.

Baca Juga: Kota Semarang Raih Juara I Anugerah Bangga Berwisata Tingkat Nasional

“Tahun 2010 dengan izin Allah, Jama’ah Mulimin (Hizbullah) diberikan kenikmatan untuk lebih dekat dengan Al-Aqsha. Bekerja sama dengan MER-C membangun Rumah Sakit Indonesia (RSI) di Bait Lahiya, Gaza,” kata relawan binaan Jama’ah Muslimin (Hizbullah) yang sudah 3 tahun lebih di Gaza, Palestina itu.

“Jama’ah Muslimin (Hizbullah) mengirimkan Nur Ikhwan Abadi dengan melakukan pelayaran bersama para relawan dari seluruh dunia menggunakan kapal Mavi Marmara, Freedom Flotilla atau armada kebebasan bergabung dengan para aktivis kemanusiaan yg dimotori IHH Turki menembus jalur Gaza yang diblokade Zionis Israel secara ilegal. Di tengah laut internasional, Laut Mediterania, kapal penumpang lebih dari 600 org tersebut dibajak dan dirampok oleh Zionis Yahudi,” kata Relawan MER-C asal Lampung itu.

“Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu mengerahkan pasukan komando elitnya untuk mengepung para aktivis. Setelah barang-barang dirampok, para aktivis dijebloskan ke penjara dan diinterogasi, kemudian diberi makan yang mengandung racun arsenik yang sangat berbahaya. 9 orang dari Turki tewas, serta puluhan lainnya luka-luka,” ucap ayah dari dua anak itu.

“Enam bulan berselang kembali diutus 5 relawan untuk memperkuat shaf, di antaranya Ir. Edy Wahyudi, Ir. Ahmad Fauzi, Ust Abdurrahman Parmo, Darusman dan Muhammad Husain. Setelah berjalan 1 tahun lebih keenam relawan membantu proses pembangunan tahap awal. Setelah selesainya tahap pertama yang berupa struktur pada bulan Mei 2012,” kata Ikhwan.

Baca Juga: Banjir Rob Jakarta Utara Sebabkan 19 Perjalanan KRL Jakarta Kota-Priok Dibatalkan

“Tahap awal pembangunan RSI dikirim 4 relawan berasal dr Wonogiri, Jawa Tengah Selatan untuk mempersiapkan tempat tinggal relawan di basement RSI, kemudian setelah selesai 4 bulan berselang kembali dikirim 23 relawan untuk membantu menyelesaikan bangunan RSI tersebut,” kata Ikhwan.

“Selain membantu RSI, para relawan juga mengikuti beberapa kegiatan seperti 3 orang yang diterima kuliah dengan bea siswa di Universitas Islam Gaza. Mereka adalah Muhammad Husain, Reza Adilla Kurniawan, dan Muqarrabin al-Fikri. Dan Ustadz Sholeh Iskandar yang ikut magang di kantor pusat Darul Qur’anul Karim was Sunnah. Lantas setiap hari selepas shalat Shubuh para relawan belajar bahasa Arab dan selepas Maghrib menghafal al-Qur’an,” kata Ikhwan.

“November 2012, Gaza kembali dilanda perang besar. Namun atas pertolongan Allah para relawan diberikan rasa tenang tanpa merasa takut atas serangan tersebut. Hampir ratusan bom meledak di sekitar lokasi RSI. Perang tersebut tercatat sejumlah korban, 200 gugur, puluhan di antaranya adalah wanita dan anak-anak, 1400an luka-luka, baik luka berat atau luka ringan” kata Ikhwan.

Dalam perang yang dinamakan Hijaratus Sijjil itu Israel terus-terusan menyerang Gaza dengan intensitas tinggi selama delapan hari. Berbagai dukungan datang agar para relawan menyelamatkan diri dari serangan Israel, “Sebenarnya kami sudah diminta pindah dari RSI mengingat lokasi tersebut sangat rawan. Permintaan tersebut datang dari berbagai pihak mulai dari MER-C sendiri, teman-teman di Gaza, pemerintah Gaza juga para pejuang yang ada di front terdepan meminta semua ikhwan untuk pindah dari lokasi RS, karena jarak antara RS Indonesia dan perbatasan lebih kurang 3 km, dikhawatirkan jika terjadi perang darat maka yang terlebih dahulu menjadi sasaran adalah RS tersebut. Namun kami tetapi istiqomah memohon pertolongan Allah setelah melakukan istikhoroh dan mempertimbangkan bahwa RS ini adalah amanah dari rakyat Indonesia yang harus dipertahankan dan dijaga,” katanya.

Baca Juga: Banjir Rob Rendam Sejumlah Wilayah di Pesisir Jakarta Utara

Menurut Ikhwan, lokasi RSI berada dekat dengan perbatasan. Di sisi bagian depan sekitar 20 meter adalah tempat latihan para pejuang Gaza. Di sisi sebelah kiri atas merupakan sebuah bukit yang juga tempat latihan para pejuang. Sehingga pada saat perang berlangsung kedua tempat tersebut menjadi sasaran Israel dan dibombardir sedemikian rupa.

“Tujuh tahun berselang, sejak amanah Ghazwah Fath Al-Aqsha dikumandangkan, saat ini dengan takdir dan pertolongan Allah jejak Khilafah ‘ala min hajin nubuwwah sudah berada di Gaza, yang berjarak 80 km dari Masjid Al-Aqsha. Semoga ini menjadi sebuah sinyal dari Allah, dengan demikian dekatnya ke Masjid Al-Aqsha akan lebih memotivasi kita, bahwa sesuatu yang tidak mungkin, sesuatu yang tadinya hanya sebuah hayalan semata, bahkan tidak sedikit orang yang mencibir dan meremehkan, saat ini perlahan mulai menjadi kenyataan, mulai Allah tampakkan kemudahan-kemudahan dan pertolongannya. Kuncinya, bersungguh-sungguh di jalan Allah dalam memperjuangkan Al-Aqsha untuk kembali ke pangkuan muslimin. ALLAHU AKBAR, ALLAHU AKBAR, ALLAHU AKBAR, Al Aqsha Haqquna,” tegas Nur Ikhwan. (L/P06/P013/R2).

Mi’raj News Agency (MINA)

 

Baca Juga: Presiden Prabowo Beri Amnesti ke 44 Ribu Narapidana

 

 

Baca Juga: Prediksi Cuaca Jakarta Akhir Pekan Ini Diguyur Hujan 

Rekomendasi untuk Anda