Oleh: Imaam Yakhsyallah Mansur
بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيم
Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman:
وَمَا هَٰذِهِ ٱلْحَيَوٰةُ ٱلدُّنْيَآ إِلَّا لَهْوٌ وَلَعِبٌ ۚ وَإِنَّ ٱلدَّارَ ٱلْءَاخِرَةَ لَهِىَ ٱلْحَيَوَانُ ۚ لَوْ كَانُوا۟ يَعْلَمُونَ (العنكبوت[٢٠]:٦٤)
Baca Juga: Amalan Sunnah pada Hari Jumat
“Dan tiadalah kehidupan dunia ini melainkan senda gurau dan main-main. Dan sesungguhnya akhirat itulah kehidupan yang sebenarnya, kalau mereka mengetahui.” (QS. Al-Ankabut [20]: 64)
Al-Hafidz Imam Ibnu Katsir dalam tafsirnya menjelaskan ayat di atas, bahwa Allah Subhanahu wa Ta’ala mengabarkan kepada segenap manusia bahwa kehidupan dunia itu hanya sebentar saja, bersifat fana dan pasti akan lenyap dan sirna.
Jika ada yang menang atau kalah dalam kehidupan dunia, ketahuilah bahwa kemenangan dan kekalahan itu sifatnya sementara. Hari ini mereka menang, bisa jadi pada kesempatan berikutnya akan kalah. Demikian sebaliknya, jika hari ini kalah, bisa jadi pada kesempatan selanjutnya akan memetik kemenangan.
Dalam ayat di atas, Allah Subhanahu wa Ta’ala menegaskan, kemenangan dan kesuksesan sejati bagi manusia adalah pada kehidupan akhirat. Orang yang sukses dan menang ialah mereka yang selamat dari siksa neraka serta mendapatkan rahmat dan ampunannya, yakni surga yang kekal abadi, selama-lamanya.
Baca Juga: [Hadits Arbain ke-8] Mengajak Kepada Kalimat Syahadat
Kemenangan dan kesuksesan di akhirat itulah yang harus dipersiapkan dengan serius. Jika seseorang sudah mati, tidak ada lagi kesempatan untuk memperbaiki diri. Maka, selagi hayat masih dikandung badan, itu artinya, Allah Subhanahu wa Ta’ala masih memberi kesempatan. Untuk itu, terus persiapkanlah dan perbaikilah diri untuk meraih kesuksesan dan kemenangan hakiki.
Sukses Qatar dan Piala Dunia 2022
Perhelatan akbar Piala Dunia 2022 telah selesai dilaksanakan. Qatar sebagai tuan rumah pagelaran tersebut dipuji oleh para pemimpin dunia dan segenap pengunjung yang menyaksikan langsung tim kesayangannya berlaga.
Kesuksesan Qatar sebagai tuan rumah, bukan hanya dilihat dari banyak dan megahnya fasilitas yang disediakan, namun sebagai negara Muslim, Qatar berhasil mempertahankan prinsip-prinsip negaranya, sekaligus memperkenalkan nilai-nilai Islami kepada dunia.
Baca Juga: Tertib dan Terpimpin
Tidak sedikit pengamat menyangka, Qatar akan bertekuk lutut kepada peraturan Lembaga Sepak Bola Dunia, FIFA yang mensyaratkan berbagai hal dalam gelaran sepak bola, diantaranya tentang LGBT, minuman keras (miras) hingga seks bebas. Nyatanya, Qatarlah yang berhasil “mendikte” FIFA untuk tunduk pada peraturan dan budaya negeri itu.
Dalam pandangan penulis, Qatar telah sukses memperkenalkan nilai-nilai Islam yang rahmatan lil alamin kepada masyarakat dunia penggemar sepak bola. Qatar juga berhasil mempertahankan nilai-nilai universalitas maupun nilai-nilai Islami negeri itu agar tidak tercemari budaya asing yang bertentangan dengan syariat Islam.
Tentang kampanye Lesbian, Gay, Biseksual dan Transgender (LGBT), FIFA memperbolehkan penggunaan atribut dan berdera Pelangi dan ban kapten “OneLove” yang menjadi simbol eksistensi LGBT di dalam dan luar lapangan selama laga berlangsung. Namun di Qatar, hal itu tidak berlaku. Mereka dilarang membawa bendera dan menampilkan atribut lainnya, baik di dalam maupun luar lapangan. Pelanggaran terhadap hal itu akan dikenakan sanksi tegas.
Qatar juga mensyaratkan, setiap pasangan yang menginap di hotel harus membawa surat resmi sebagai bukti pernikahan. Hal itu “memaksa” para pemain timnas negara-negara Eropa dan Amerika latin harus melangsungkan pernikahan sebelum terbang ke Qatar.
Baca Juga: [Hadits Arbain ke-7] Agama itu Nasihat
Demikian pula dengan aturan konsumsi minuman keras, Qatar tegas melarang mengonsumsi alkohol bagi pemain dan penonton di stadion dan di tempat-tempat umum. Bagi mereka yang memang tidak bisa meninggalkannya, mereka harus berada di tempat yang privat.
Adapun aturan dalam berpakaian, Qatar berhasil membuat para penggemar sepak bola yang hadir di negaranya mematuhi peraturan, tidak boleh mengenakan pakaian yang terbuka auratnya di stadion dan tempat umum lainnya. Dalam hal ini, Qatar melakukannya dengan pendekatan humanis persuasif, bukan represif.
Kesuksesan Qatar dalam event kali ini juga terucap dari seorang superter wanita asal Inggris yang datang langsung ke Qatar, Ellie Molloson. Malloson semula beranggapan miring soal perlakuan diskriminatif terhadap perempuan di Qatar. Namun, selama berada di negeri itu, Malloson merasa nyaman dan aman saat berada di dalam stadion, maupun di tempat-tempat umum lainnya.
”Saya rasa, ini karena masyarakat di sini lebih konservatif. Selain itu, pembatasan alkohol juga berpengaruh. Tidak ada lagi godaan, siulan, yang berujung pada pelecehan seksual. Di sini sangat berbeda, tapi jauh lebih nyaman. Tidak hanya untuk wanita, tapi juga untuk keluarga. Atmosfer yang jauh berbeda dibanding di Inggris,” tutur Molloson kepada awak media.
Baca Juga: Pentingnya Memahami Fiqih Jual Beli dalam Berdagang
Sanjungan kepada Qatar juga terucap dari salah satu anggota Komite Teknik FIFA, Sunday Oliseh. Oliseh memuji Qatar tidak hanya soal kemegahan dan kelengkapan stadion dengan berbagai fasilitas yang disediakan, namun juga keramahan masyarakat dengan ciri khas Islami yang sangat mengagumkan.
Hal yang paling dirasakan Oliseh adalah bagaimana rakyat Qatar yang begitu antusias dan ramah dalam menyambut dan memuliakan tamu. Masyarakat berkata, memuliakan tamu adalah bagian dari ajaran Islam. Mereka melakukan itu semua sebagai bagian dari menjalankan perintah agamanya, bukan sekadar tuntutan pekerjaan atau tekanan dari pemerintahnya.
Dalam rangka menyambut para wisatawan, panitia bekerja sama dengan Kementerian Wakaf dan Urusan Islam Qatar telah mempersiapkan sebuah paviliun khusus untuk memperkenalkan Islam kepada mereka.
Paviliun itu berisi stan-stan dengan berbagai program tentang segala hal mengenai Islam dan ajaran-ajarannya yang humanis, berkeadilan, dan menjunjung tinggi hak-hak asasi manusia (HAM).
Baca Juga: Selesaikan Masalahmu dengan Sabar dan Shalat
Paviliun itu memiliki papan elektronik berisikan pengetahuan tentang Islam dalam Bahasa Inggris. Tersedia pula buklet soal Islam hingga Al-Quran dalam 30 bahasa. Tempat iitu juga dilengkapi dengan para penceramah laki-laki dan perempuan yang fasih bertutur dalam berbagai bahasa.
Tidak cuma itu, masjid-masjid di negara itu membuat program “open house”, dengan mengundang siapa pun untuk datang ke masjid dan menyaksikan langsung aktifitas dan ibadah umat Islam. Masjid Kampung Budaya Katara di Doha menjadi salah satu tempat bagi negara itu dalam mempromosikan ajaran Islam.
Bagi para supporter yang datang langsung ke Qatar, di sepanjang jalan menuju stadion dan di lokasi-lokasi strategis, mereka akan menjumpai deretan lukisan dan untaian nasihat yang diambil dari hadits-hadits Nabi Muhammad Shallallahu alaihi Wasalam.
Islam Memandang Permainan
Baca Juga: Cinta Dunia dan Takut Mati
Dalam sebuah hadits, Rasulullah Shallallahu alaihi Wasalam bersabda, yang artinya, “Mukmin yang kuat lebih baik dan lebih dicintai Allâh Azza wa Jalla daripada Mukmin yang lemah; dan pada keduanya ada kebaikan. Bersungguh-sungguhlah untuk mendapatkan apa yang bermanfaat bagimu dan mintalah pertolongan kepada Allâh (dalam segala urusanmu),…” (HR Muslim).
Dalam hadits lain, disebutkan, Rasulullah Shallallahu alaihi Wasalam gemar berolah raga. Beliau juga menganjurkan anak-anak para sahabatnya untuk diajari memanah, berkuda dan berenang. Dalam beberapa kesempatan, beliau berlomba lari dengan istrinya, Aisyah Radhiyallahu anha.
As-Sayyid Ali Al-Maliki dalam kitabnya “Bulughul Umniyah” menjelaskan, bahwa dalam pandangan syariat Islam, hukum permainan secara umum, khususnya sepak bola adalah mubah (boleh) dengan dua syarat. Pertama, permainan itu bersih dari unsur judi. Kedua, permainan diniatkan sebagai latihan ketahanan fisik dan daya tahan tubuh sehingga dapat melaksanakan perintah Sang Khalik, beribadah dengan baik dan sempurna.
Para psikolog menjelaskan manfaat olah raga bagi manusia di antaranya: dapat mengurangi stress, membuat badan lebih sehat dan enerjik, meningkatkan kinerja otak, menjauhkan diri dari berbagai penyakit, dan sederet manfaat lainnya.
Baca Juga: [Hadist Arbain ke-5] Tentang Perkara Bid’ah
Dalam event pertandingan sepak bola yang disaksikan jutaan pemirsa, hal itu bisa digunakan sebagai ajang dakwah, mempromosikan nilai-nilai kemanusiaan. Spirit sepak bola yang menjunjung tinggi nilai-nilai kejujuran dan sportifitas sangat relevan dengan nilai-nilai kemanusiaan. Prestasi memang penting, tetapi nilai-nilai kemanusiaan berada di atas segalanya, termasuk dalam dunia sepak bola.
Kemenangan Palestina
Melalui ajang Piala Dunia, Qatar telah menunjukkan keberpihakannya kepada perjuangan rakyat Palestina. Hal itu ditunjukkan negeri itu dalam berbagai kesempatan. Dalam penutupan turnamen bergengsi itu, bendera Palestina ditampilkan secara mencolok di lapangan, tribun, dan di sekitar perkumpulan perayaan.
Presiden Otoritas Palestina Mahmoud Abbas memberi apresiasi dan berterima kasih kepada Qatar dan emirnya, Sheikh Tamim bin Hamad Al Thani atas sukses besar menjadi tuan rumah yang membawa kebanggaan bagi negara-negara Arab.
Baca Juga: [Hadits Arbain ke-4 ] Proses Penciptaan Manusia dan Takdir dalam Lauhul Mahfuzh
Abbas juga berterima kasih kepada Qatar atas jasanya mengangkat isu perjuangan Palestina selama event berlangsung. Hal itu semakin menambah semangat rakyat Palestina untuk terus berjuang mendapatkan kemerdekaan dan kedaulatan negaranya.
Tidak hanya Qatar, para supporter negara lain juga menunjukkan keberpihakannya kepada Palestina. Bendera Palestina berkibar di antara para supporter Maroko, Argentina, Brasil dan lainnya. Hal itu menunjukkan perhatian dan dukungan masyarakat internasional terhadap Palestina sangat kuat.
Tidak hanya supporter dari negara-negara Arab, para supporter Inggris, Prancis dan Belgia menolak ketika hendak diwawancara jurnalis dari media Israel. Mereka justru menyuarakan yel-yel dukungan kepada Palestina ketika tersorot kamera media Israel.
Hal itu menunjukkan bahwa meskipun beberapa pemerintahan negara Arab menormalisasi hubungan diplomatik dengan Israel, namun hati rakyatnya tetap berpihak dan mendukung Palestina dan membenci Zionis Israel.
Baca Juga: [Hadist Arbain ke-3] Rukun Islam
Jadi, dalam ajang Piala Dunia Qatar 2022 itu, Palestina menjadi salah satu pemenangnya. Hal itu terbukti dari banyaknya dukungan supporter berbagai negara kepada negeri tiga agama itu. Sementara kekalahan diderita oleh para pengusung LGBT, pecandu miras dan penggemar seks bebas.
والله أعلمُ ﺑﺎ ﻟﺼﻮﺍﺏ
(A/P2/P1)
Mi’raj News Agency (MINA)