Image for large screens Image for small screens

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Damai di Palestina = Damai di Dunia

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Permukiman Ilegal Israel Rusak Peta Geografis Palestina

Rendi Setiawan - Selasa, 26 Juli 2016 - 15:11 WIB

Selasa, 26 Juli 2016 - 15:11 WIB

440 Views

Oleh: Rendy Setiawan, Jurnalis Mi’raj Islamic News Agency (MINA)

Alih-alih memperbaiki hubungan dengan Palestina, pemerintah penjajah Israel justru secara masif terus melakukan upaya pembangunan permukiman ilegal di wilayah-wilayah Palestina, khususnya di Tepi Barat dan Al-Quds. Bagi masyarakat umum, hal ini bisa jadi sesuatu yang biasa, kejahatan yang sudah biasa dilakukan Israel. Namun sesungguhnya, ada sebuah misi besar yang sedang dibawa Israel.

Media-media Israel beberapa pekan terakhir secara serempak mengungkap niat dari Dewan Kabinet urusan Perumahan yang dipimpin Menteri Keuangan Israel Moshe Kahlon yang bertekad untuk memperluas permukiman-permukiman ilegal Yahudi yang berdiri di Tepi Barat, Negev, dan Jalil.

Sebelumnya, Harian Israel Ha’aretz edisi Ahad (24/7/2016) dalam pemberitaannya mengungkap pula niat Dewan Kabinet Perumahan Israel yang telah membentuk sebuah tim untuk mengkaji pendirian dua kota baru di daerah utara dan selatan Tepi Barat. Pembentukan tim ini adalah bagian dari langkah yang ditempuh Menteri Pembangunan dan Perumahan Israel Yu’av Glant untuk memperluas jalur permukiman-permukiman ilegal Yahudi ultra Ortodokz ‘Haredim’.

Baca Juga: [Hadits Al-Arbain ke-24] Tentang Haramnya Berbuat Zalim

Menurut Ha’aretz, Kementerian Perumahan dan Otoritas Pertanahan Israel pada 2016-2018 akan memasarkan tanah untuk pembangunan 15 ribu unit rumah baru. Yakni tanah yang ada di permukiman-permukiman ilegal Yahudi yang sebagian besar penduduknya dari kelompok Yahudi Haredim dan tanah dekat wilayah yang dihuni para anggota kelompok ini.

Laporan lain mengungkap bahwa untuk membangun permukiman ilegal Yahudi, penjajah Israel memilih tanah dan lahan sesuai dengan riset terlebih dulu. Jika diperhatikan, sepintas peta penyebaran pemukiman Yahudi padatnya hanya di wilayah tertentu saja. Ini mencerminkan bahwa Israel memiliki ‘target’ yang ingin dicapai, baik berupa penghapusan identitas Muslim Arab Palestina di sebagian titik atau infiltrasi untuk mengeruk sumber daya dan kekayaan alam.

Pembangunan permukiman ilegal Yahudi bukan saja menjadi fenomena penjajahan biasa, namun juga kejahatan kemanusiaan yang merusak dan menghancurkan lingkungan, ekonomi, kehidupan sosial Palestina. Bahkan lebih berbahaya lagi, permukiman Yahudi merupakan bentuk pemaksaan hak atas tanah dan sumber daya alam yang menjadi inti dari falsafah dasar negara Israel.

Yahudisasi

Baca Juga: Bantuan Pangan untuk Palestina

Target pembangunan permukimam ilegal Israel di wilayah Palestina yang mayoritas beragama Islam memiliki dampak yang sangat buruk. Finalnya adalah merusak peta geografis Palestina yang berujung pada pengusiran dan penghapusan identitas Muslim Arab di Palestina. Tentu hal ini tidak bisa langsung dilakukan, beberapa cara yang ditempuh Israel salah satunya dengan pembangunan pemukimam ilegal secara masif.

Tim Studi Markaz Filistini Lil’ilam dalam risetnya mengungkapkan bahwa Tepi Barat yang mayoritas penduduknya beragama Islam, secara geografis dibagi menjadi empat wilayah untuk pembangunan permukiman ilegal Yahudi;

Pertama, sektor timur, terdiri dari wilayah Tubas dan wilayah Aghwar (lembah) yang merupakan suplai persediaan pangan bagi Palestina. Pemukiman ilegal Yahudi menyasar wilayah ini untuk menghadang pertumbuhan ekonomi Palestina, terutama di sektor pertanian. Di akhir tahun 2012 saja, jumlah permukiman di sektor ini mencapai 28 pemukiman yang dihuni oleh 5.663 warga pemukim ilegal Yahudi yang merupakan 1% dari total jumlah pemukim di Tepi Barat.

Kedua, sektor perbukitan, yang mencakup barisan perbukitan di wilayah Tepi Barat bagian tengah memanjang hingga wilayah Tepi Barat bagian utara hingga selatan. Perbukitan atau dataran tinggi ini mencakup wilayah Nablus, Ramallah, Al-Quds, Bethlehem, dan Hebron. Pemukiman ilegal Yahudi menyasar sektor wilayah ini untuk menguasai sendi-sendi tranportasi utama yang menghubungkan kota-kota besar Palestina di Tepi Barat satu sama lain. Di sektor wilayah ini dibangun 31 pemukiman Yahudi yang dihuni oleh lebih dari 50 ribu warga Yahudi yang merupakan 8,9% dari total warga Yahudi di Tepi Barat.

Baca Juga: Keutamaan Menulis: Perspektif Ilmiah dan Syari

Ketiga, sektor perbukitan barat yang berada di bagian Tepi Barat bagian barat dekat dengan zona hijau (Green Line) yang mencakup wilayah: Jenin, Tulkarm, Qalqilia, Salfit, Ramallah. Pemukiman di sektor ini ingin menghilangkan “green line” yang selama ini secara resmi sebagai perbatasan yang disepakati antara wilayah yang dijajah Israel di tahun 1967 dan wilayah yang dijajah sebelum tahun itu. Dari sana, akan dibuat penghubung geografis antara pemukiman-pemukiman di wilayah ini dan kota-kota Israel di sebelah barat “green line”. Di sini Israel membangun 48 pemukiman yahudi yag dihuni oleh 164.117 pemukim yahudi yang merupakan 29,1% dari total pemukim Yahudi di Tepi Barat.

Keempat, sektor Al-Quds Raya, Israel bekerja keras untuk menyukseskan proyek Al-Quds Raya untuk Yahudisasi bagian timur Kota Suci ini. Al-Quds Raya merupakan 10% dari wilayah Tepi Barat. Dengan adanya permukiman ilegal Yahudi di sektor ini, Israel ingin memisahkan Al-Quds Timur dari wilayah sekitarnya dan mendirikan sabuk pemukiman di wilayah sepanjang pemukiman Maaleh Adumim dan wilayah Abu Dies, timur Al-Quds sehingga sabuk pemukim timur akan finalisasi setelah sabuk barat di bukit Abu Gunaim.

Dengan menguasai keempat sektor itu, yang bahkan PBB tidak mampu menghentikan keinginan Israel atau seolah membiarkan hal itu terjadi, maka sama saja membiarkan Israel mengusir secara perlahan penduduk Muslim Arab di Palestina, dan akhir dari itu semua adalah rencana pembentukan Israel Raya yang sudah diidam-idamkan.

Israel Raya

Baca Juga: Daftar Hitam Pelanggaran HAM Zionis Israel di Palestina

Kolumnis Timur-Tengah, Muhammad Hamdan dalam artikelnya berjudul ‘Visi Israel di Tepi Barat, Pengusiran dan Yahudisasi’ menyatakan bahwa pada Juni 1967, Israel menyadari tak akan mampu mengusir rakyat Palestina dengan cara yang sama saat peristiwa Nakbah tahun 1948. Karena itu, Israel menempuh sejumlah rencana dan langkah baru, antara lain;

Pertama, menekan rakyat Palestina dan meyakinkan mereka untuk meninggalkan kampung halaman mereka secara suka rela. Tekanan ini dalam bentuk ekonomi, politik, kekerasan militer dan keamanan.

Kedua, meyakinkan sebagian negara dunia agar bersedia menjadi ‘tempat singgah’ atau bujuk rayu agar warga Palestina melakukan imigrasi ke sana.

Ketiga, mengepung warga Palestina di kota dan desa mereka serta menghalangi mereka untuk ekspansi. Langkah ini di antara dilakukan dalam bentuk proyek Yogal Alon yang menyerukan agar warga Palestina dikepung dan diblokade serta mengubah tempat tinggal mereka menjadi koloni sempit yang tidak bisa berkembang dan tumbuh.

Baca Juga: [Hadits Arbain ke-23]  Keutamaan Bersuci, Shalat, Sedekah, Sabar, dan Al-Quran

Keempat, mengintensifkan pembangunan permukiman ilegal, memperluas dan ekspansi di Tepi Barat dan Al-Quds serta menguasai seluas mungkin lahan di sana.

Kelima, Yahudisasi Tepi Barat. Dengan arti lain, wilayah itu harus dicap dan distempel dengan cap Yahudi dengan cara mengubah nama tempat, jalan dan lainnya dengan nama Yahudi, mencuri budaya dan memasukkanya ke dalam budaya Yahudi serta merekontruksi bangunan dan tower agar berbeda dengan budaya Arab.

Menurut Hamdan, rencana Israel ini berangkat dari keyakinan mereka bahwa Tepi Barat dan Al-Quds adalah bagian tak terpisah dari tanah Israel yang tak mungkin dilepaskan dan warga Palestina adalah pendatang. Namun dalam waktu yang cukup lama mereka tidak mampu mengusir warga Palestina sejak tahun 1967.

Apa yang disampaikan Hamdan berdasarkan pada risetnya terkait dengan rencana Gerakan Zionis Internasional. Menurut Hamdan, gerakan ini melihat Tepi Barat dan Al-Quds sebagai bagian sentral dari idelogi Yahudi dan dijadikan bagian dari visi proyek Zionis untuk eksistensi Israel dan menjadi pusat Yahudi dunia serta membangun hubungan dengan Kristen Barat terutama Kristen Angelia di Amerika.

Baca Juga: Sejarah Palestina Dalam Islam, tak Ada Jejak Yahudi Sedikit Pun

Rencana menjadikan Al-Quds sebagai sentral Yahudi ‘hanya’ akan berhasil jika upaya pembangunan ilegal di Tepi Barat dan Al-Quds oleh Israel sukses. Untuk menyukseskan rencana itu, Israel hingga saat ini terus melakukan dekontruksi dan rekontruksi terhadap bangunan Islam dan Arab. Hal ini bertujuan agar bangunan itu bercirikan Yahudi, terutama di Al-Quds dan Masjid Al-Aqsha dijadikannya menjadi tempat ibadah Yahudi.

Terkait pembangunan permukiman ilegal, pemerintah penjajah Israel terus berusaha mengusir warga Palestina dan mendatangkan warga Yahudi. Hasilnya, ribuan permukiman ilegal baru telah berdiri di wilayah Palestina dan ribuan lainnya menunggu untuk segera direalisasikan dan pembentukan Israel Raya dengan Al-Quds sebagai sentralnya tinggal menunggu waktu. (P011/P4)

Mi’raj Islamic News Agency (MINA)

Baca Juga: Pelanggaran HAM Israel terhadap Palestina

Rekomendasi untuk Anda