Pernyataan Jama’ah Muslimin (Hizbullah) Terkait Pidato Pelantikan Presiden Donald Trump

Imaamul Muslimin Yakhsyallah Mansur. Photo By : Hadis/MINA

Imaamul Muslimin Yakhsyallah Mansur. Photo By : Hadis/MINA
Imaamul Muslimin Yakhsyallah Mansur. (Foto: Hadis/MINA)

Mencermati isi pidato Presiden Amerika Serikat Ke-45 setelah membacakan sumpahnya di Washington DC Jumat (20/1/2017), terutama tentang tekadnya untuk mempersatukan dunia yang beradab, melenyapkan dari muka bumi yang dilakukan oleh kelompok Islam radikal, maka terdorong oleh kepedulian dan kewajiban untuk ikut menyelamatkan kaum Muslimin maupun warga dunia berikut ini Jama’ah Muslimin (Hizbullah) menyampaikan pernyataan sikap:

  1. Bahwa tindakan kekerasan yang dilakukan oleh kelompok-kelompok Islam di berbagai tempat di dunia telah mengakibatkan kerugian atas kaum Muslimin. Kerugian dimaksud terutama karena stigma yang dilekatkan kepada kaum Muslimin sebagai umat yang identik dengan kekerasan dan teror baik terhadap pemerintah dan negara di mana radikalisme itu terjadi maupun kepada sesama warga negara yang non-Muslim;
  2. Allah Subhanahu Wa Ta’ala menegaskan dalam Al-Qur’an bahwa Ia menciptakan umat manusia berbeda-beda untuk saling mengenal dan mengembangkan pergaulan yang baik untuk terciptanya keamanan dan perdamaian dunia. “Hai manusia, sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku supaya kamu saling kenal-mengenal. Sesungguhnya orang yang paling mulia di antara kamu di sisi Allah ialah orang yang paling takwa di antara kamu. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Mengenal.” (Q.S. Al-Hujurat [49]: 19). Nabi Muhammad Shallallahu Alaihi Wasallam juga berpesan tidak ada keutamaan bagi orang Arab atas orang Ajam (non-Arab) atau sebaliknya, juga tidak bagi orang kulit putih atas kulit berwarna atau sebaliknya kecuali karena taqwa kepada Allah Subhanahu Wa Ta’ala;
  3. Kebersamaan yang mengatasi berbagai perbedaan di antara umat manusia merupakan kenyataan hidup yang indah dan menakjubkan. Tiada satu bangsa pun di dunia ini dapat hidup sendirian. Idealisme yang dibangun di atas utopia keunggulan ras tertentu dan mengobarkan nafsu berkuasa atas ras atau bangsa yang lain justru menjadi awal kehancuran ras atau bangsa tersebut. Dunia menjadi saksi terhadap fakta sejarah ini pada kegagalan Hitler dengan ide keunggulan ras Aria-nya;
  4. Sesungguhnya Islam adalah agama yang misi utamanya menebar kasih sayang tidak saja bagi para pemeluknya namun juga bagi seluruh warga dunia. Hal ini ditegaskan di dalam kitab suci Al-Qur’an, “Kami tidak mengutus engkau, Wahai Muhammad, melainkan sebagai rahmat bagi seluruh manusia” (QS. Al-Anbiya [21]: 107). Kaum muslimin dibimbing oleh agamanya untuk hidup damai dan harmonis dengan siapa pun yang menghargai perdamaian dan persaudaraan.  Kaum Muslimin dilarang keras untuk menyakiti siapa pun baik secara verbal, non verbal apalagi tindakan fisik selama mereka tidak menyakiti kaum Muslimin. Bahkan dalam kondisi darurat perang sekali pun kaum Muslimin tidak dibenarkan membuat kerusakan seperti menumbangkan pepohonan dan membakar bangunan dan merusak tempat-tempat ibadah. “(yaitu) orang-orang yang telah diusir dari kampung halaman mereka tanpa alasan yang benar, kecuali karena mereka berkata: “Tuhan kami hanyalah Allah”. Dan sekiranya Allah tiada menolak (keganasan) sebagian manusia dengan sebagian yang lain, tentulah telah dirobohkan biara-biara Nasrani, gereja-gereja, rumah-rumah ibadat orang Yahudi dan masjid-masjid, yang di dalamnya banyak disebut nama Allah. Sesungguhnya Allah pasti menolong orang yang menolong (agama)-Nya. Sesungguhnya Allah benar-benar Maha Kuat lagi Maha Perkasa,” (Q.S. Al-Hajj [22]: 40);
  5. Sesungguhnya terorisme dan radikalisme yang distigmakan atas umat Islam adalah fitnah yang keji. Fitnah itu disebarkan secara massif melalui berbagai media massa oleh mereka yang memusuhi Islam dan tidak rela melihat terwujudnya perdamaian dunia. Apabila ada individu atau kelompok tertentu yang mengklaim bertanggung jawab atas tragedi itu maka hendaknya tidak serta merta melibatkan kaum Muslimin sebagai pihak yang bertanggung jawab atasnya. Selama ini kaum Muslimin sering menjadi kambing hitam atas kejahatan yang tidak pernah dilakukannya;
  6. Isu terorisme dan radikalisme sudah saatnya tidak dikonotasikan dengan Islam atau kaum Muslimin. Sejarah mencatat bahwa pelaku terorisme dan pengrusakan dunia justru dilakukan oleh mereka yang bukan Muslim. Lihatlah siapa yang menjatuhkan bom atom yang meluluhlantakkan Hiroshima dan Nagasaki yang merenggut nyawa ratusan ribu warga Jepang dan menyisakan bencana radioaktif selama puluhan tahun. Juga kerusakan dan kehancuran di Vietnam dan Afghanistan akibat perang yang tidak masuk akal. Perhatikan pula kehancuran akibat ratusan ribu ton bom yang dijatuhkan di dan yang membuat jutaan warga Irak dan Suriah harus mengungsi karena kehilangan harta benda, jiwa, orang-orang yang mereka cintai, juga tanah air. Siapakah yang berada di balik semua kehancuran dan kepiluan itu? Tentu bukan kaum Muslimin karena justru merekalah yang menjadi korbannya;
  7. Kaum Muslimin terutama para pemimpin negeri-negeri Muslim dihimbau untuk lebih meningkatkan kewaspadaan dalam menghadapi berbagai persoalan terutama terhadap orang-orang yang memusuhi orang Islam baik rahasia maupun terang-terangan. Kaum Muslimin hendaknya meningkatkan kekompakan dan ukhuwah sesuai tuntunan Al-Qur’an dalam Al-Quran Surah Al-Hujurat [49] ayat 10 bahwa “Sesungguhnya orang-orang yang beriman adalah bersaudara.”  Dan sabda Nabi Muhammad Shallallahu Alaihi Wasallam bahwa “Perumpamaan kaum mukmin dalam kasih sayang dan belas kasih serta cinta adalah seperti satu tubuh. Jika satu bagian anggota tubuh sakit maka akan merasa sakit seluruh tubuh dengan tidak bisa tidur dan merasa demam.” (H.R. Bukhari dan Muslim).

Jakarta, 25 Rabi’ul Akhir 1438 H/23 Januari 2017 M

Imaamul Muslimin

 

Yakhsyallah Mansur

(R01/P02)

Mi’raj Islamic News Agency (MINA)