Moskow, MINA – Mengkonversi monumen Hagia Sophia Istanbul dari museum menjadi masjid “tidak dapat diterima”, kata seorang pejabat senior di Gereja Ortodoks Rusia, Sabtu (4/7).
Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan telah mengusulkan untuk memulihkan status masjid Hagia Sophia dari Situs Warisan Dunia yang diakui oleh Organisasi Pendidikan, Ilmu Pengetahuan, dan Kebudayaan PBB (UNESCO).
Hagia Sophia adalah sebuah bangunan abad keenam di jantung kekaisaran Byzantium Kristen dan Kekaisaran Ottoman Muslim yang sekarang menjadi salah satu bangunan milik Turki, monumen yang paling banyak dikunjungi.
“Kita tidak bisa kembali ke Abad Pertengahan sekarang,” kata Metropolitan Hilarion, Ketua Departemen Patriarkat Moskow untuk Hubungan Gereja Eksternal, di televisi pemerintah, demikian yang dikutip dari Al Jazeera.
Baca Juga: ICC Keluarkan Surat Perintah Penangkapan Netanyahu dan Gallant
“Kita hidup di dunia multipolar, kita hidup di dunia multi-pengakuan, dan kita perlu menghormati perasaan orang beragama,” katanya.
Dia mengatakan, Gereja Ortodoks Rusia tidak memahami motif mengubahan Hagia Sophia dan yakin bahwa politik dalam negeri berada di belakang gerakan itu.
“Kami percaya bahwa dalam kondisi saat ini tindakan ini merupakan pelanggaran terhadap kebebasan beragama yang tidak dapat diterima,” kata Hilarion.
Pengadilan Turki awal pekan ini mengadakan dengar pendapat kasus yang bertujuan mengubah bangunan itu kembali menjadi masjid dan akan mengumumkan vonisnya pada akhir bulan ini.
Baca Juga: Turkiye Tolak Wilayah Udaranya Dilalui Pesawat Presiden Israel
Kasus sampai ke pengadilan karena dibawa oleh sebuah LSM untuk melestarikan monumen bersejarah, yang membantah legalitas keputusan pada tahun 1934, pada hari-hari awal negara Turki sekuler modern di bawah Mustafa Kemal Ataturk.
Usulan itu telah dikritik oleh para pemimpin agama dan politik lainnya.
Patriark Ekumenis Bartholomew, yang berbasis di Istanbul dan pemimpin spiritual bagi sekitar 300 juta orang Kristen Ortodoks di seluruh dunia, mengatakan, mengubah Hagia Sophia menjadi masjid akan mengecewakan umat Kristen dan akan “memecah” Timur dan Barat. (T/RI-1/P2)
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: Setelah 40 Tahun Dipenjara Prancis, Revolusioner Lebanon Akan Bebas