Jakarta, MINA – Pemuda Jama’ah Muslimin (Hizbullah) menyampaikan pernyataan sikapnya terkait larangan hijab dan peristiwa yang terjadi di Karnataka, India.
Pernyataan tertulis dibacakan oleh Mahasiswi STAI Al-Fatah Arina dalam orasi Aksi Damai Solidaritas Bela Muslimah India, di depan Kedutaan Besar India, Jakarta, pada Selasa (22/2):
Pemerintah India melarang pelajar dan mahasiswa mengenakan hijab saat hendak mengikuti kegiatan di sekolah atau kampus. Banyak di antara pelajar itu yang terpaksa melepas, tetapi tidak sedikit juga yang memilih tidak masuk sekolah dari pada harus melepas hijabnya.
Kelompok ekstrimis Hindutva melakukan aksi anti hijab di berbagai daerah dengan brutal. Mereka mempersekusi pelajar atau mahasiswi musiimah, untuk melepaskan hijabnya.
Baca Juga: Tim Medis MER-C Banyak Tangani Korban Genosida di RS Al-Shifa Gaza
Allah memerintahkan kaum perempuan untuk menutup auratnya agar terjaga kehormatan dan keselamatan mereka. Maka hijab sebagai pakaian untuk muslimah adalah bagian dari keimanan dan ketaatan kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala.
Dalam konteks kemanusiaan, pemakaian hijab juga dilindungi oleh prinsip fundamental hak asasi manusia sebagai bagian dari hak alamiah (natural nght), yaitu hak kebebasan beragama. Maka pada dasarnya, pelarangan hijab adalah melanggar hak asasi manusia.
Terkait persoalan hijab tersebut, Pemuda Jama’ah Muslimin (Hizbullah) menyampaikan sikap sebagai berikut:
1. Mengecam dengan keras pelarangan hijab bagi pelajar dan mahasiswa muslimah di sekolah-sekolah dan kampus-kampus oleh Pemerintah India.
Baca Juga: Laba Perusahaan Senjata Israel Melonjak di Masa Perang Gaza dan Lebanon
Hal itu merupakan sikap diskriminatif kelompok mayoritas yang dilegalisasi oleh negara dan partai penguasa kepada kelompok minoritas. Selama itu juga berarti pengingkaran terhadap keragaman (multikulturallsme) dan kebencian terhadap Islam (Islamophobia).
2. Pelarangan hijab merupakan pelanggaran terhadap hak azazi manusia.
3. Meminta Pemerintah dan Partai Penguasa di India untuk dapat hidup berdampingan, merangkul umat Islam di India yang berjumlah hampir 200 juta sebagai warga sebangsa dan setanah air. Karena muslimin di India adalah bagian yang tidak mungkin dihapuskan dari sejarah India.
4. Kepada semua kelompok sipil yang pro pada kebijakan pelarangan hijab di India disampaikan bahwa sikap itu tidak hanya bertentangan dengan prinsip beragama, hak asasi manusia, bahkan juga ajaran Mahatma Gandhi tentang tidak menyakiti siapapun (ahimsa) dan cinta tanah air berdasarkan kemanusiaan (swadesi).
Baca Juga: Jumlah Syahid di Jalur Gaza Capai 44.056 Jiwa, 104.268 Luka
5. Menyerukan kepada umat Islam di India untuk tabah dan sabar menghadapi ujian ini. Semoga dukungan masyarakat global dapat merubah kebijakan pelarangan hijab ini dan melenyapkan islamophobia di India, atas izin Allah Ta’ala.
6. Kami mendoakan kiranya Allah Ta’ala melindungi umat Islam dan seluruh komponen bangsa di India serta menjauhkan dari berbagai potensi perpecahan dan kehancuran, Aamiin Yaa Robbal ‘Aalamiin. |
Demikian pernyataan Pemuda Jama’ah Muslimin (Hizbullah) yang ditandatangani oleh Amir Syubban Pusat M. Ridwan Thalib. (L/R6/P1)
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: Hamas Sambut Baik Surat Perintah Penangkapan ICC untuk Netanyahu dan Gallant