Jakarta, MINA – Dalam beberapa pekan terakhir, tindakan penindasan Pemerintah China terhadap umat Islam Uighur, di Provinsi Xinjiang, yang tergolong kejahatan berat kemanusiaan menyulut kemarahan publik internasional, termasuk di Indonesia.
Menyikapi hal tersebut, Jama’ah Muslimin (Hizbullah) menyampaikan sikap sebagai berikut:
Pertama, mengecam keras tindakan China yang memperlakukan umat Islam Uighur di luar batas perikemanusiaan, bertentangan dengan prinsip-prinsip Hak Asasi Manusia (HAM), melukai perasaan umat Islam dan dunia internasional serta mengancam stabilitas dan perdamaian dunia.
Kedua, mendesak Pemerintah China segera menghentikan penindasan terhadap etnis Uighur, memberikan jaminan hak hidup, kemerdekaan dan keamanan, diakui kepribadiannya dan jaminan untuk memeluk agama sesuai dengan prinsip-prinsip Universal Declaration of Human Rights yang dijunjung tinggi bangsa-bangsa beradab.
Baca Juga: Tumbangnya Rezim Asaad, Afta: Rakyat Ingin Perubahan
Ketiga, mendesak Pemerintah Republik Indonesia, negara-negara Islam, dan dunia internasional untuk melakukan aksi nyata menekan China dan membentuk tim pencari fakta independen guna menginvestigasi tindakan kejahatan kemanusiaan tersebut.
Keempat, mendesak publik internasional untuk menyeret China yang telah melakukan kejahatan internasional ke Pengadilan Kejahatan Internasional/ ICC ( International Criminal Court)
Kelima, menyeru para pimpinan organisasi massa, Organisasi Politik, Lembaga Swadaya Masyarakat, dan segenap umat Islam di seluruh dunia untuk merapatkan barisan dalam satu kesatuan Jama’ah Muslimin, sehingga umat Islam memiliki kekuatan untuk melindungi setiap jiwa umat Islam dari segala bentuk kezaliman dan penindasan. Berlandaskan firman Allah, “Dan berpegang teguhlah kepada tali agama Allah seraya berjama’ah dan janganlah berpecah-belah”. (Al-Quran Surat Ali Imran ayat 103).
Majelis Ukhuwah Jabodetabek
Baca Juga: Resmikan Terowongan Silaturahim, Prabowo: Simbol Kerukunan Antarumat Beragama
Wawan Amirudin
(L/Ast/RS3)
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: Konflik Suriah, Presidium AWG: Jangan Buru-Buru Berpihak