Jakarta, 30 Oktober 2012 – Acara perpisahan dua tamu khusus dari Gaza, Palestina dilaksanakan setelah shalat Maghrib (27/10) di Masjid At-Taqwa, Ponpes Al-Fatah Cileungsi, Bogor.
Acara itu di buka dengan pembacaan tilawah Al-Qur’an oleh salah satu pengacara Gaza, Syeikh Ahmed Z. A. Al-Madhoun. Usai melantunkan tilawah Al-Qur’an di depan Jama’ah Muslimin, Syeikh Ahmed yang juga merupakan Qari terbaik se-Jalur Gaza mengungkapkan bahwa dirinya memberikan penghargaan sangat tinggi bagi Muslimin di Indonesia, khususnya Jama’ah Muslimin (Hizbullah) atas sambutan yang diberikan saat ia berada di negara muslim terbesar di dunia itu.
“Kami atas nama rakyat Palestina, khususnya di Jalur Gaza, menyampaikan banyak terima kasih kepada Jama’ah Muslimin (Hizbullah) yang telah menyambut kami dengan penuh penghormatan. dan hal ini sangat langka saya dapatkan di tempat lain.”
Tidak hanya itu, ia juga menyampaikan kekagumannya Kepada Imamul Muslimin, H. Muhyiddin Hamidy atas kecintaannya pada Masjid Al-Aqsha dan Palestina. “Ini bukan basa-basi, pada diri beliau telah tumbuh rasa kecintaan dan perhatian yang lekat terhadap Al-Aqsha dan Palestina. Dari diri beliau juga saya mendapatkan banyak pelajaran.”
Baca Juga: Pengadilan Brasil Terbitkan Surat Penangkapan Seorang Tentara Israel atas Kejahatan Perang di Gaza
Senada dengan Syeikh Ahmad, Mufti Majelis Ulama Al-Azhar Gaza, Syeikh Sameeh K. A. Al-Hajjaj juga mengungkapkan perasaannya. Beliau berharap suatu hari nanti bisa dipertemukan di Masjid Al-aqsha dengan naungan Khilafah ‘Ala Minhajin Nubuwwah.
“Inilah kehidupan dunia, ada pertemuan dan ada perpisahan. Kami tidak tahu, orang yang saling mencintai dan merindukan akan dapat kembali bertemu. Apakah kita akan bertemu dalam naungan Ukhuwah Islamiyah atau dalam Khilafah ‘Ala Minhajin Nubuwwah, atau kita akan bertemu di Masjidil Aqsha, atau Masjid Nabawi, atau di Masjidil Haram. Ini semuanya satu hal yang sangat mungkin juga menjadi suatu impian yang dapat terwujud. Ada kemungkinan juga kita bertemu di Masjidil Aqsha di mana bendera berkibar-kibar di depannya. Saya yakin akan impian bendera khilafah akan berkibar-kibar di halaman Masjidil Aqsha. Karena segala sesuatu itu berawal dari impian.”
Bagi Syeikh yang sering disapa Abu Anas ini, Muslimin saat ini adalah sebagai umat yang terlunta, tersiksa, dan terbelakang. Tapi suatu saat nanti akan berubah menjadi umat yang terdepan. Karena kaum Muslimin adalah umat yang memimpin, diciptakan oleh Allah Subhanahu Wa Ta’ala sebagai pimpinan, umat pertengahan yang akan menjadi saksi bagi umat sebelumnya dan Rasul menjadi saksi bagi kepemimpinannya.
Beliau juga berharap agar pertemuan dengan Muslim Indonesia akan terus berlanjut mengingat antusiasme Muslim disana akan peduli Masjidil Aqsha dan Palestina sangat tinggi.
Baca Juga: Tim SAR dan UAR Berhasil Evakuasi Jenazah Korban Longsor Sukabumi
“Kami ditakdirkan oleh Allah menjadi orang-orang yang tinggal di sekitar Masjidil Aqsha, menjadi pelindung Al-Aqsha. Alhamdulillah, Allah pertemukan kita. Kami bertemu dengan kalian karena Masjidil Aqsha, orang-orang yang berjuang untuk Al-Aqsha. Syiar kalian sangat menyentuh dan berkesan di hati kami, yaitu “Al-Aqsha Haqquna” (Al-Aqsha Milik Kami). Kami yakin suatu saat Allah mempertemukan kita di Masjid Al-Aqsha. Mudah-mudahan kalian dan keturunan kalian diberkahi Allah hingga dapat membebaskan Majidil Aqsha “
Selama tiga pekan lebih kedua tamu khusus dari Gaza itu melakukan perjalanan dakwah ke berbagai wilayah di Indonesia, diantaranya Jawa Barat, Jawa Tengah, Kalimantan, Lampung, Batam, dan wilayah lainnya. Dalam perjalanan dakwah yang didukung penuh Jamaah Muslimin (Hizbullah) ini, mereka mengadakan kajian tentang ilmu agama serta mengisi ceramah dari masjid ke masjid menyuarakan persatuan umat dan pengenalan Masjid Al-Aqsha dan Palestina. (ABZ/ABA/MINA)
Baca Juga: BKSAP DPR Gelar Kegiatan Solidaritas Parlemen untuk Palestina