Jakarta, MINA – Perpustakaan Nasional (Perpusnas) mengadakan Pekan Penghargaan Pelaksanaan Serah Simpan Karya Cetak dan Karya Rekam 2023 pada Rabu-Kamis (6-7/9). Tema “Menjadi Anak Bangsa Kreatif di Era Digital.
“Yang melatarbekangi tema tersebut adalah saat ini kita sudah mengetahui bersama. Kita mulai menapaki mejajaki di era digital yang mana ilmu pengetahuan bahkan ilmu teknologi makin bekembang pesat jika kita sebagai anak bangsa hanya diam ditempat sudah dipastikan kita akan kalah kita akan tergerus oleh zaman. Jadi sebagai anak bangsa kita dituntut untuk kreatif menghasilkan sesuatu menciptakan sesuatu atau karya yang bisa dilihat oleh dunia,”kata Kepala Perpusnas M. Syarif Bando kepada MINA dalam wawancara, Kamis (7/9.
“Setiap tahun Perpusnas menyelenggarakan pemilihan buku terbaik, pemilihan pengarang buku terbaik, pemilihan penerbit terbaik, sejak UU tahun 2018 kita sudah konsen dan ini masuk tahun keempat,),” katanya di Gedung Perpusnas, Jakarta.
Syarif mengatakan, tujuan acara dilaksanakan adalah untuk memperbanyak karya-karya cetak anak bangsa untuk menjawab kurangnya bahan bacaan terutama diperdesaan dan daerah pedalaman yang terpencil.
Baca Juga: Prediksi Cuaca Jakarta Akhir Pekan Ini Diguyur Hujan
“Selanjutnya adalah untuk meningkatkan publisher-publisher yang berkualitas. Saat saat ini Indonesia masuk dalam ranking tujuh Dunia untuk publisher yang berkualita ISBN yang diberi oleh standard book number yang ada di Inggris,” ucapnya.
Syarif menjelaskan, tahun lalu mengikut sertakan subjek tiga pustaka, pada tahun ini pemilihan terbaik tahun 2023 kita mengikutsertakan empat subjek yaitu: Subjek Trasformasi Digital, Subjek Pemilihan Umum Pemilu Tahun 2024, Subjek Pustaka Stunting karena ini menjadi program pemerintah dan Subjek Pustaka ASEAN.
Panitia memilih subjek tersebut adalah saat ini kita sedang melaksanakan KTT ASEAN di Jakarta yang di buka langsung oleh Presiden Joko Widodo, tahun depan kita akan melaksanakan pemilu tahun 2024, jadi pesta rakyanya pemiliahan umum, subjek yang kita angkat sangat relavan dengan kondisi saat ini.
“Tentu saja yang paling fundamental adalah mengantarkan Indonesia dalam percaturan global untuk ekonomi digital dan ini menjadi bagian. Saya kita ajang ini memberikan ruang bagi tersedianya bahan bacaan bersetandar internasional untuk masyarakat Indonesia yang dijaring oleh perpusnas.
Baca Juga: Menag Tekankan Pentingnya Diplomasi Agama dan Green Theology untuk Pelestarian Lingkungan
M. Syarif mengapresiasi para penulis yang telah menghasilkan bahan bacaan untuk masyarakat. Penghargaan ini juga merupakan pengakuan atas karya para penulis yang telah mempersembahkan tulisan berkualitasnya. Para penulis dan para penerbitnya dari berbagai penerbit rata-rata kredibel, terpecaya di Indonesia dan Internasional.
“Harapannya adalah semakin banyak generasi milenial, anak muda yang tergerak untuk menuliskan apa yang menjadi pengetahuan pepatah mengatakan: “Kalau anda mengenal dunia bacalah, kalau anda mau dikenal dunia tulislah dan siapa yang menulis buku dia telah mendaftarkan ke abadiannya namanya ke dalam suatu zaman yang tiada akhirnya,” ucapnya.
Penilaian dan pemberian penghargaan diberikan kepada penulis karya cetak yang telah menerbitkan karyanya mulai 2017 hingga Mei 2023, serta telah diserahkan dan disimpan Perpusnas. Tahun ini, terdapat 24 buku terbaik dari empat subjek pustaka yakni subjek pustaka transformasi digital, ASEAN, stunting, dan Pemilu. Setiap subjek pustaka terdiri dari enam buku terbaik.
Subjek pustaka transformasi digital terbaik pertama diraih buku berjudul Smart Economy: Kewirausahaan UMKM 4.0 karya Arif Hoetoro dan Dias Satria. Subjek pustaka ASEAN terbaik pertama diraih buku berjudul Ekonomi Politik Jepang di Asia Tenggara: Dominasi dan Kontestasi Aktor-aktor Domestik karya Faris Al-fadhat.
Baca Juga: Menhan: 25 Nakes TNI akan Diberangkatkan ke Gaza, Jalankan Misi Kemanusiaan
Buku berjudul Pencegahan Stunting pada Balita Melalui Perbaikan Gizi dan Sanitasi: Integrasi Intervensi Gizi Spesifik dan Sensitif karya Tria Astika Endah Permatasari mendapat peringkat pertama dalam subjek pustaka stunting. Subjek Pemilu terbaik pertama diraih buku berjudul Pembatasan Hak Pilih Warga Negara karya Khairul Fahmi.
Pada kesempatan yang sama, diserahkan Penghargaan Pelaksanaan Serah Simpan Karya Cetak dan Karya Rekam (SS KCKR). Kategori Mitra Perpustakaan Nasional. Penghargaan ini diberikan kepada mitra Perpusnas yang telah mematuhi ketentuan Undang-Undang Nomor 13 tahun 2018 tentang SS KCKR.
Dalam UU tersebut dijelaskan, setiap penerbit wajib menyerahkan dua eksemplar dari setiap judul karya cetak kepada Perpusnas dan satu eksemplar pada perpustakaan provinsi tempat domisili penerbit. Selain itu, setiap produsen karya rekam juga wajib menyerahkan satu salinan rekaman dari setiap judul karya rekam kepada Perpusnas dan satu salinan kepada perpustakaan provinsi tempat domisili produsen karya rekam.
Untuk kementerian/lembaga penghargaan diserahkan kepada Direktorat Riset, Teknologi, dan Pengabdi kepada Masyarakat, Ditjen Pendidikan Tinggi, Riset, dan Teknologi, Kemendikbudristel- Garuda (Garba Rujukan Digital), dan Lembaga Sensor Film. Sedangkan Penghargaan Pelaksanaan SS KCKR Kategori Mitra Perpustakaan Nasional untuk tokoh Masyarakat diserahkan kepada musisi mendiang A Riyanto. (L/R8/P1)
Baca Juga: BMKG: Waspada Gelombang Tinggi di Sejumlah Perairan Indonesia
Mi’raj News Agency (MINA)