Riyadh, MINA – Perpustakaan Umum Raja Abdul Aziz (KAPL) di Riyadh telah menyusun dan mendigitalkan 820 catatan Pengadilan Syariah Yerusalem, untuk melestarikan koleksi yang terancam punah yang berkaitan dengan sejarah Palestina dan warisan budaya.
Arsip yang dikumpulkan bekerja sama dengan Badan Bantuan dan Pekerjaan PBB untuk Pengungsi Palestina di Timur Dekat (UNRWA), berjumlah lebih dari 250.000 halaman dalam buku dan peta, yang mencakup sejarah Yerusalem sejak 1528 dan tersedia online di Jaringan Perpustakaan UNRWA, MEMO melaporkan.
Sebagai bagian dari proyek ini, KAPL juga telah menerbitkan volume besar bergambar berjudul “Al-Aqsa”, yang berisi banyak koleksi dokumen langka dan foto-foto situs suci, situs warisan termasuk Dome of the Rock dan Masjid Al-Aqsa.
Koleksi-koleksi ini penting dalam melestarikan warisan Palestina yang ingin dihapus oleh Israel dengan praktik dan kebijakannya, terutama status hukum dan historis Yerusalem yang diduduki dan Masjid Al-Aqsa, serta identitas budaya kolektif rakyat Palestina.
Baca Juga: Hamas Kutuk AS yang Memveto Gencatan Senjata di Gaza
Majed Al-Ahdal, seorang pendukung dokumentasi benda-benda antik, mengatakan kepada Arab News bahwa dokumentasi pada prinsipnya adalah manifestasi dari kemanusiaan dan peradaban, itu adalah kondisi manusia yang mengekspresikan kehidupan individu dan hasratnya yang mendalam untuk keabadian.
Perpustakaan adalah salah satu lembaga paling penting di dunia Arab yang tertarik untuk mengumpulkan dan mendokumentasikan publikasi intelektual yang berkaitan dengan sejarah dan tradisi wilayah tersebut dalam periode waktu yang signifikan.
“Dokumentasi hari ini adalah cara untuk bertahan dari erosi historis dan identitas setiap manusia,” ujar Al-Ahdal. (T/R7/P2)
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: Ikuti Perang ke Lebanon, Seorang Peneliti Israel Tewas