Image for large screens Image for small screens

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Damai di Palestina = Damai di Dunia

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

PERSATUAN ISLAM JALAN TURUNNYA PERTOLONGAN ALLAH

Rendi Setiawan - Kamis, 1 Oktober 2015 - 14:32 WIB

Kamis, 1 Oktober 2015 - 14:32 WIB

482 Views

Plt Dubes Palestina untuk Indonesia, Taher Hamad. (Foto: Rendy/MINA)
Sekretaris Satu Kedutaan <a href=

Palestina untuk Indoensia, Taher Hammad. (Foto: Rendy/MINA)" width="300" height="200" /> Sekretaris Satu Kedutaan Palestina untuk Indoensia, Taher Hammad. (Foto: Rendy/MINA)

Jakarta, 17 Dzulhijah 1436/1 Oktober 2015 (MINA) – Sekretaris Satu Kedutaan Besar Palestina untuk Indonesia, Taher Hammad mengatakan, persatuan umat Islam akan menjadi jalan turunnya pertolongan Allah.

“Selama umat Islam bersatu dan mereka bersungguh-sungguh dalam membela agama Allah, Allah juga akan menurunkan pertolongannya, sebagaimana firman Allah – Jika kalian menolong agama Allah, maka Allah akan menolong kalian dan menguatkan kedudukan kalian–,” kata Hammad saat menerima kunjungan delegasi Jamaah Muslimin (Hizbullah) di Kedutaan Besar Palestina di Jakarta, Kamis (1/10).

Hadir dalam kunjungan itu, Imaamul Muslimin Yakhsyallah Mansur, Ketua Aqsha Working Group (AWG) Agus Sudarmaji, Mudir Al-Fatah Cileungsi, Wahyudi KS, Amir Tarbiyah Ahmad Zubaidi, Amir Ukhuwah Bustamin Utje, dan Aliyuddin.

Pada kesempatan itu, Taher Hammad juga mengingatkan umat Islam bahwa apabila mereka tidak bersatu, maka musuh-musuh Islam akan merasa senang. “Saya berharap bahwa antara Hamas dan Fatah akan tetap menunjukan persatuannya. Kondisi seperti itulah yang saat ini dibutuhkan rakyat Palestina,” kata Hamad.

Baca Juga: Warga Israel Pindah ke Luar Negeri Tiga Kali Lipat

Jika mereka terus berseteru, kata Hammad, hal itu justru akan membuat senang orang-orang di luar Islam. “Contoh lainnya perang saudara di Suriah, siapa yang senang? Musuh-musuh Islam,” ujarnya.

Hammad juga mengungkapkan, catatan sejarah telah membuktikan musuh-musuh Islam akan merasa khawatir ketika persatuan Islam terus terjalin.

“Ketika Sultan Shalahuddin Al-Ayyubi membebaskan Masjid Al-Aqsha tahun 1187, Shalahuddin menyatukan beberapa wilayah Islam terlebih dahulu sebelum menyerbu Masjid Al-Aqsha yang ketika itu dikuasai orang-orang Nashrani. Ada Suriah, Mesir, Yordania, Lebanon, Irak, Iran dan beberapa wilayah di sekitar Palestina. Ketika mereka bersatu, umat Islam dengan pertolongan Allah mampu membebaskan Masjid Al-Aqsha,” kata Hammad.

Kondisi Al-Aqsha

Baca Juga: Timnas Indonesia Matangkan Persiapan Hadapi Bahrain

Komentar Hammad muncul usai meningkatnya kunjungan pemukim ilegal ekstrimis Yahudi ke situs tersuci ketiga bagi umat Islam, yang menimbulkan kekhawatiran bagi dunia muslim tentang kemungkinan diubahnya aturan yang sudah ada oleh Otoritas Israel.

Sejak 24 Agustus lalu, Otoritas Pendudukan Israel telah melancarkan kebijakan membagi Masjid Al-Aqsha secara tempat dan waktu bagi umat Islam dan Yahudi, dengan menutup semua gerbang menuju AL-Aqsha setiap harinya pada pukul 7:30-11:30 waktu setempat.

Pada waktu tersebut, anak-anak, Muslimah, dan pelajar Palestina tidak diizinkan masuk lingkungan Masjid Al-Aqsha, sementara para ekstrimis Yahudi diizinkan menyerbu Masjid di bawah perlindungan tentara Israel.

Pada 8 September 2015, Menteri Pertahanan Israel Moshe Ya’alon mengumumkan, memboikot dua kelompok Muslim Palestina yang aktif melakukan kegiataan pembelaan di kompleks Masjid Al-Aqsha. (L/P011/R03/R01)

Baca Juga: Timnas Indonesia Matangkan Persiapan Hadapi Bahrain

Mi’raj Islamic News Agency (MINA)

Rekomendasi untuk Anda