Jakarta, 7 Muharram 1436 H/31 Oktober 2014 M (MINA) – Penulis buku “Yahudi Vs Khilafah”, Uray Helwan Rusli mengatakan, Perselisihan yang terjadi dikalangan sahabat pada masa khalifah Ali bin Abi Thalib mencerminkan pentingnya persatuan dan ketaatan terhadap pemimpin.
“Apa yang terjadi di kalangan sahabat janganlah kita lihat sebagai fitnah tetapi kita bisa ambil pelajaran betapa pentingnya ketaatan dan persatuan diantara muslimin,” kata Uray dalam acara bedah buku yang diselenggarakan kantor berita Islam Mi’raj Islamic News Agency (MINA) di Jakarta, Sabtu.
Uray menjelaskan, meskipun para sahabat terlibat perselisihan namun pada akhirnya mereka sadar dan menyesali perbuatannya. “Aisyah pada akhirnya menyesal berkonfrontasi dengan Ali. Sementara sahabat Ali pun juga menyesal atas sikapnya terhadap Aisyah. Pada akhirnya, para sahabat meninggal dalam keadaan khusnul khatimah,” papar Uray.
Aktifis lulusan Magister Universitas Diponegoro (UNDIP) itu tidak setuju dengan beberapa penulis sejarah kontemporer yang beberapa menyalahkan para sahabat atas perselisihan itu.
Baca Juga: BKSAP DPR Gelar Kegiatan Solidaritas Parlemen untuk Palestina
“Justru kita harus mengambil hikmahnya, yaitu pentingnya ketaatan kepada pemimpin, dalam hal ini khalifah,” jelasnya.
Aktifis sosial itu menyatakan, untuk menghadapi Israel, sangat diperlukan institusi Khilafah seperti yang telah dipraktekan Nabi Muhammad dan para shahabatnya.
Bangsa Israel bisa bercokol di tanah Palestina setelah runtuhnya kekhilafahan Utsmani. “Oleh karena itu untuk mengembalikan Masjid Al-Aqsha kepada kaum Muslimin diperlukan adanya khilafahan yang mengikuti metode Nabi Muhammad (Khilafah ‘Ala Minhajin Nubuwwah). (L/P011/P009/R03)
Baca Juga: Warga Israel Pindah ke Luar Negeri Tiga Kali Lipat
Mi’raj Islamic News Agency (MINA)