Ramallah, 11 Jumadil Akhir 1438/ 10 Maret 2017 (MINA) – Liburan hari Purim Yahudi membuat penyeberangan Eres antara Jalur Gaza yang terkepung dan Israel akan ditutup oleh pemerintah Israel pada Kamis-Ahad (9-12/3), menurut sumber-sumber Palestina yang dikutip MINA.
Kepala Departemen Media Komite Palestina Urusan Sipil, Muhammad Al-Maqadma mengatakan, pemerintah Israel telah memberitahu komite terkait tentang penutupan sementara penyeberangan Erez dalam rangka persiapan liburan Purim Yahudi, terkecuali jika ada kasus kemanusiaan yang mendesak.
Seorang juru bicara militer Israel mengatakan, semua penyeberangan antara Israel dan wilayah Palestina yang diduduki, termasuk Gaza dan Tepi Barat yang diduduki, akan ditutup antara tengah malam pada hari itu.
Baca Juga: Tim Medis MER-C Banyak Tangani Korban Genosida di RS Al-Shifa Gaza
Erez merupakan jalan satu-satunya untuk dari Gaza ke Israel.
Selama ini, pengusaha Palestina kadang-kadang diizinkan masuk Israel dari Gaza, meski menghadapi penahanan rutin di perbatasan. Sementara warga Palestina biasa dari wilayah Gaza yang diblokade hanya diizinkan masuk ke Israel jika mereka berada dalam situasi kemanusiaan yang serius.
Sementara itu, Israel sering menerapkan penutupan besar-besaran di wilayah Palestina selama liburan Yahudi. Tahun lalu selama perayaan Purim, Israel menutup semua pos pemeriksaan antara Tepi Barat dan Yerusalem yang diduduki, serta semua pos penyeberangan dan pemeriksaan dengan Jalur Gaza.
Penduduk Palestina juga dibatasi akses ke kompleks Masjid Al-Aqsa, tempat suci ketiga umat Islam di Yerusalem Timur. Keamanan Israel menolak warga Palestina yang usianya lebih muda dari 50 tahun untuk masuk ke kompleks masjid.
Baca Juga: Laba Perusahaan Senjata Israel Melonjak di Masa Perang Gaza dan Lebanon
Pembatasan di kompleks masjid selama libur Yahudi pada September 2015, berperan besar dalam memicu gelombang kerusuhan yang menyebabkan sekitar 250 warga Palestina dan 35 warga Israel tewas.
Warga Gaza telah menderita dengan tingginya angka pengangguran dan kemiskinan, serta konsekuensi dari tiga perang yang menghancurkan dengan Israel sejak 2008, 2010 dan yang terakhir pada musim panas 2014.
PBB mengatakan bahwa wilayah Jalur Gaza sudah tidak bisa dihuni pada tahun 2020, 2 juta warganya tetap dalam kemiskinan yang parah akibat blokade Israel yang telah melumpuhkan ekonomi.
PBB masih terus berupaya merekonstruksi perumahan warga Gaza meski dengan lambat untuk sekitar 75.000 warga Palestina yang masih mengungsi sejak 2014. (T/R12/RI-1)
Baca Juga: Jumlah Syahid di Jalur Gaza Capai 44.056 Jiwa, 104.268 Luka
Mi’raj Islamic News Agency (MINA)