Kurashiki, MINA – Harapan untuk menemukan orang-orang yang selamat memudar pada Selasa (10/7), saat para personel tim penyelamat melakukan pencarian dari rumah ke rumah setelah beberapa hari banjir dan tanah longsor di Jepang yang telah menewaskan 156 orang.
Hujan lebat yang dimulai pekan lalu telah berhenti dan surutnya air banjir telah menyebabkan kerusakan yang terjadi di bagian barat negara itu. itu adalah bencana terkait cuaca terburuk di Jepang selama beberapa dekade.
Di kota Kurashiki, banjir melanda seluruh distrik pada satu titik, memaksa beberapa orang ke atap rumah mereka untuk menunggu penyelamatan. Demikian Arab News melaporkan, Rabu (11/7).
Petugas penyelamat bergerakan dari pintu ke pintu, mencari orang yang selamat – atau korban – dari bencana. “Ini yang kami sebut operasi grid, di mana kami memeriksa setiap rumah untuk melihat apakah ada orang yang masih terperangkap di dalamnya,” kata seorang pejabat dari pemerintah Prefektur Okayama.
Baca Juga: Israel Caplok Golan, PBB Sebut Itu Pelanggaran
“Kami tahu ini berpacu dengan waktu, kami berusaha sekeras yang kami bisa.”
Hideto Yamanaka memimpin tim sekitar 60 petugas pemadam kebakaran yang dikirim dari luar prefektur yang memeriksa setiap rumah di sana.
“Saya khawatir orang tua yang hidup sendiri mungkin gagal melarikan diri,” kata Yamanaka, 53. “Orang-orang yang lemah secara fisik mungkin sudah terlambat keluar ketika tiba-tiba hujan deras, menggenangi daerah itu,” ujarnya.
Ketika malam tiba, tim penyelamat melanjutkan pencarian, “tetapi kami masih tidak tahu apakah kami akan melakukan operasi sepanjang waktu,” kata Akiko Harada, juru bicara di bagian manajemen bencana di kota Hiroshima, tempat 14 orang masih belum ditemukan.
Baca Juga: Ribuan Pengungsi Kembali ke Suriah setelah Jatuhnya Assad
Di distrik Mabi Kurashiki, air bah meninggalkan lumpur kuning halus yang telah mengubah lansekap daerah itu tampak kering atau tandus. (T/R11/RI-1)
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: Netanyahu Klaim Dataran Tinggi Golan akan Jadi Milik Israel Selamanya