Gaza, MINA – Warga Palestina yang kini tengah mengungsi di Rafah, Jalur Gaza harus menghadapi situasi sulit setelah militer Israel mengambil alih perlintasan Rafah.
Meski demikian, mereka menolak segala bentuk upaya pengusiran dan tetap mempertahankan Tanah Airnya, Palestina.
“Kami ingin kembali ke rumah kami di utara, dan kami menolak rencana-rencana pengusiran,” demikian kata warga Jalur Gaza di Rafah, Ibrahim Abdi, dikutip dari Al Jazeera, Kamis (9/5/2024).
Ibrahim mengatakan, warga Gaza menolak untuk menyerah pada upaya Israel mengulangi tragedi Nakba. Meski mereka harus berulang kali mengungsi dari tempat ke tempat lain sejak agresi Israel pecah pada 7 Oktober 2023 lalu.
Baca Juga: Israel kembali Serang RS Kamal Adwan, Sejumlah Fasilitas Hancur
Tak hanya warga Palestina di Jalur Gaza selatan, mereka yang tinggal di Jalur Gaza utara juga demikian.
Mereka menolak rencana pengusiran atau yang dijuluki sebagai “Nakba jilid II” meski militer Israel terus memberikan tekanan dan serangan.
Israel telah memperingatkan penduduk Rafah Timur, yang diperkirakan berjumlah sekitar 150 ribu orang, untuk segera mengungsi ke apa yang mereka sebut sebagai “Wilayah Kemanusiaan yang Diperluas” di daerah Al-Mawasi di tepi laut.
Namun, media lokal melaporkan, para pengungsi tidak yakin dengan klaim Israel tentang daerah aman. Sebab berdasarkan pengalaman saat hendak mencapai daerah yang diklami aman, mereka justru dieksekusi di tengah jalan, bahkan tempat pengungsian terus dibombardir.
Baca Juga: RSF: Israel Bunuh Sepertiga Jurnalis selama 2024
Israel mulai menggempur Rafah melalui serangan darat pada Senin (6/5). Di saat bersamaan, milisi pejuang Hamas sedang mengupayakan gencatan senjata dengan menyetujui proposal dari negara mediator Israel-Palestina yakni Mesir dan Qatar.
Atmosfir ketakutan dan kebingungan menghantui kota Rafah sebagai akibat dari perintah pengusiran Israel.
Aktivis kemanusiaan menggambarkan kota itu dengan gerakan pengungsian dari timur ke barat, ibarat pemandangan yang mengingatkan orang Palestina pada Nakba yang terjadi pada 15 Mei 1948.
Dengan demikian, penjajahan Israel di Palestina akan memasuki tahun ke 76 pada pertengahan bulan ini.[]
Baca Juga: Al-Qassam Sita Tiga Drone Israel
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: Parlemen Inggris Desak Pemerintah Segera Beri Visa Medis untuk Anak-Anak Gaza