Image for large screens Image for small screens

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Damai di Palestina = Damai di Dunia

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Pertanian Organik Melesat di Jateng, Petani Kian Antusias

Zaenal Muttaqin Editor : Widi Kusnadi - Ahad, 29 September 2024 - 16:59 WIB

Ahad, 29 September 2024 - 16:59 WIB

26 Views

Petani memetik buah kopi di lahan pertanian organik (Foto: Diskominfo Jateng)

Semarang, MINA – Pertanian organik kini menjadi tren di kalangan petani Jawa Tengah (Jateng). Selain mendongkrak harga produk, pertanian jenis itu juga terbukti meningkatkan mutu tanaman pangan, membuatnya lebih tahan terhadap hama, dan menjaga kesuburan tanah dalam jangka panjang.

Kepala Dinas Ketahanan Pangan (Dishanpan) Jateng, Dyah Lukisari mengungkapkan tren tersebut pada Sabtu (28/9).

Menurutnya, minat petani untuk beralih ke pertanian organik terus meningkat, tercermin dari lonjakan pengajuan sertifikasi pertanian organik sejak tahun lalu.

“Berdasarkan data Lembaga Sertifikasi Organik (LSO) Provinsi Jawa Tengah, pada 2023, total 19,16 hektare perkebunan kopi telah disertifikasi organik. Sedangkan pada 2024, luas lahan yang sedang dalam proses sertifikasi melonjak tajam menjadi 726,69 hektare,” ujar Dyah melalui pesan singkat.

Baca Juga: Dubes UEA Kunjungi Sekolah Khusus Anak Autis di Jakarta

Peningkatan minat ini, lanjut Dyah, didorong oleh banyaknya manfaat yang ditawarkan pertanian organik.

“Tanaman lebih tahan serangan hama, lebih sehat, dan konsumen kini semakin mencari produk organik,” jelasnya.

Untuk mendukung para petani, Dishanpan Jateng telah membentuk Lembaga Sertifikasi Organik yang bertugas memfasilitasi penilaian dan pemberian sertifikat organik.

Di Jawa, hanya Jawa Tengah dan Jawa Timur yang memiliki lembaga ini dengan status negeri.

Baca Juga: Ribuan Orang Kibarkan Bendera Palestina di Selat Sunda

Dyah menambahkan, agar lahan bisa disertifikasi organik, ada sejumlah syarat yang harus dipenuhi.

“Lahan harus bebas dari penggunaan bahan kimia selama 2-3 tahun, dan air serta tanah harus terbebas dari polusi pupuk kimia,” ujarnya.

Beberapa daerah di Jateng yang aktif mengajukan sertifikasi organik antara lain Wonogiri, Kendal, Pekalongan, Brebes, Batang, dan Purworejo.

Produk yang disertifikasi pun beragam, mulai dari kopi, beras, gula aren, hingga manggis.

Baca Juga: Indonesia, Kanada Sepakati Kerja Sama Strategis

Dyah berharap semakin banyak petani yang tertarik beralih ke pertanian organik, mengingat manfaatnya yang besar.

“Tanah jadi lebih sehat, penggunaan pupuk kimia berkurang drastis, dan dari segi harga pun produk organik jauh lebih tinggi. Bahkan, rasa berasnya lebih enak,” tutupnya. []

Mu’raj News Agency (MINA) 

Baca Juga: Cuaca Jakarta Berawan Sabtu Ini, Sebagian Hujan Ringan

Rekomendasi untuk Anda

Indonesia
MINA Preneur
Indonesia
Indonesia
Kolom