Kabul, MINA – Thailand dan Kamboja saling tembak artileri berat untuk hari kedua pada Jumat (25/7) dan telah menewaskan 16 orang.
Dilansir dari Khaama Press, sengketa perbatasan antara kedua negara kembali memicu ketegangan meskipun ada seruan gencatan senjata internasional.
Pertempuran pecah di sepanjang provinsi perbatasan Ubon Ratchathani dan Surin, dengan pasukan Kamboja dilaporkan menggunakan sistem roket BM-21 buatan Rusia.
Para thailand/">pejabat militer Thailand mengonfirmasi bahwa kedua belah pihak saling tembak-menembak, yang menyebabkan setidaknya 16 orang tewas dalam apa yang kini menjadi konflik paling intens antara kedua negara dalam lebih dari satu dekade.
Baca Juga: Sejumlah Pemimpin Eropa Dukung Keputusan Prancis Akui Negara Palestina
Perbatasan yang disengketakan, yang telah lama menjadi sumber ketegangan, telah menyaksikan pertempuran sporadis selama bertahun-tahun, terutama memperebutkan kuil bersejarah dan wilayah yang diperebutkan.
Para pengamat internasional memperingatkan bahwa situasi dapat semakin memburuk jika kedua negara tidak mundur, sehingga meningkatkan urgensi seruan untuk dialog dan de-eskalasi.
Para ahli mengatakan bahwa permusuhan yang berkelanjutan berisiko memperburuk hubungan diplomatik dan dapat mengganggu stabilitas keamanan Asia Tenggara secara keseluruhan.
Seiring meningkatnya jumlah korban tewas, tekanan semakin meningkat terhadap Pemerintah Bangkok dan Phnom Penh untuk menghentikan pertempuran ,dan kembali berunding sebelum kekerasan semakin memburuk. []
Baca Juga: Perlawanan Genosida Gaza Meluas, Turis Israel Ditolak di Yunani, Belgia, hingga Maladewa
Mi’raj News Agency (MINA)