Sanaa, 28 Dzulhijjah 1435/22 Oktober 2014 (MINA) – Pertempuran berlanjut di Yaman antara oposisi bersenjata Houthi dan kelompok Al-Qaeda yang didukung pejuang suku Sunni, pertempuran sedikitnya menewaskan 68 anggota Houthi di provinsi Bayda.
Berita itu datang di saat demonstran di ibukota Yaman menyerukan oposisi Houthi untuk meninggalkan Sanaa setelah tenggat waktu untuk membentuk pemerintahan baru disahkan pada Selasa (21/10), Al Jazeera yang dikutip Mi’raj Islamic News Agency (MINA) melaporkan.
Bentrokan sporadis meletus antara pejuang Houthi dan pejuang suku di Radaa, setelah Houthi membunuh seorang perwira tentara asal suku Qaifa.
Sebagai pembalasan, pejuang suku dilaporkan menyerang oposisi Houthi di timur laut Radaa.
Baca Juga: Lima Paramedis Tewas oleh Serangan Israel di Lebanon Selatan
Pejuang Al-Qaeda juga dilaporkan mengendalikan empat daerah utama di distrik Odain, dengan tujuan mencegah para pejuang Houthi maju di provinsi Ibb.
Tapi Houthi, anggota komunitas Syiah Zaidi Yaman, telah membuat beberapa kemajuan signifikan baru-baru ini dengan mengambil alih kota pelabuhan utama Hodayda, serta dua provinsi di utara pekan lalu.
Pemerintah pusat Sunni yang dipimpin Presiden Abd-Rabbu Mansour Hadi sejauh ini gagal menghentikan oposisi, meskipun kesepakatan damai yang ditengahi PBB seharusnya memaksa mereka menarik diri dari Sanaa.
Pertempuran itu menimbulkan kekhawatiran Yaman akan menjadi negara gagal.
Baca Juga: Militer Israel Akui Kekurangan Tentara dan Kewalahan Hadapi Gaza
Yaman terletak di sebelah negara produsen minyak Arab Saudi dan rute pelayaran penting di Teluk Aden.
Pemerintah Hadi juga merupakan sekutu kunci Amerika Serikat (AS) dalam perang melawan Al-Qaeda, yang memungkinkan Washington terus melakukan perang Drone terhadap kelompok Al-Qaeda di wilayah Yaman.
Houthi tidak menghadapi perlawanan ketika mereka menguasai Sanaa bulan lalu dan telah menolak untuk meninggalkan ibukota meski menyetujui penunjukan perdana menteri baru di bawah kesepakatan PBB.
Kelompok Syiah secara tradisional telah terkonsentrasi di bagian utara Yaman. Pemerintah Yaman dan Arab Saudi menuduh Iran mendukung Houthi dengan cara yang sama dalam mendukung kelompok kuat Syiah, Hizbullah Libanon.
Baca Juga: Netanyahu Akan Tetap Serang Lebanon Meski Ada Gencatan Senjata
Negara-negara Teluk Arab telah memperingatkan ketidakstabilan di Yaman berpotensi mengancam keamanan regional. (T/P001/R11)
Mi’raj Islamic News Agency (MINA)
Baca Juga: Agresi Israel Hantam Pusat Ibu Kota Lebanon