Phnom Penh, MINA – Menteri Luar Negeri (Menlu) RI Retno Marsudi mengatakan, ancaman nuklir bukan merupakan hal yang mustahil mempertimbangkan situasi dunia saat ini.
“Tidak ada satu pun dari negara ASEAN yang menginginkan bahwa ancaman tersebut akan terjadi di Kawasan Asia Tenggara”, kata Retno dalam Pertemuan Komisi SEANWFZ (Southeast Asia Nuclear Weapon-Free Zone) di Phnom Penh, Kamboja yang dihadiri oleh para Menlu anggota ASEAN di Phnom Penh, Selasa (2/8).
Menlu menambahkan, dialog dengan negara-negara pemilik senjata nuklir merupakan satu-satunya langkah yang harus diambil.
Pertemuan antara lain membahas implementasi dari Rencana Aksi (Plan of Action) 2018-2022 dan bagaimana langkah maju agar negara-negara pemilik senjata nuklir dapat menandatangani Traktat tersebut.
Baca Juga: Minuman Cola Gaza ”Bebas Genosida” Hebohkan Inggris
Dalam pertemuan, para Menlu ASEAN sebagai Komisi SEANWFZ juga menyepakati memperpanjang Rencana Aksi (Plan of Action) implementasi SEANWFZ Treaty untuk periode 2023-2027.
PoA tersebut memperkuat komitmen kawasan untuk sepenuhnya terbebas dari senjata nuklir serta upaya penggunaan energi nuklir untuk tujuan damai.
Dalam PoA tersebut, ASEAN terus memprioritaskan agar negara pemilik senjata nuklir dapat segera menandatangani Protokol SEANWFZ Treaty. Untuk itu, Indonesia juga terus mendorong agar pembahasan di antara ASEAN dan negara pemilik senjata nuklir dapat segera dimulai kembali.
Indonesia sebagai Ketua ASEAN tahun 2023 berkomitmen untuk memfasilitasi negosiasi tersebut guna mencari solusi bersama. ASEAN diharapkan dapat kembali mencerminkan kesatuan melalui disepakatinya Biennial Resolution on SEANWFZ Treaty di sidang Majelis Umum PBB pada tahun 2023. (R/RE1/P2)
Baca Juga: Demonstran Pro-Palestina di Kanada Bakar Patung Netanyahu
Mi’raj News Agency (MINA