Addis Ababa, Ethiopia, 8 Rabi’ul Akhir 1436/29 Januari 2015 (MINA) – Menteri Luar Negeri Libya Mohamed Ali Dairi mengatakan, wakil-wakil Afrika dan non-Afrika di International Contact Group on Libya (ICG-L) belum mencapai konsensus tentang bagaimana caranya menyelesaikan krisis di Libya.
“Kami telah mendengar dari negara-negara Afrika dan Libya tentang bagaimana solusi untuk mengakhiri krisis Libya,” Dairi mengatakan dalam konferensi pers setelah pertemuan ICG-L di Addis Ababa, ibukota Ethiopia, Rabu (28/1), Anadolu Agency melaporkan yang dikutip Mi’raj Islamic News Agency (MINA).
Para diplomat telah meminta intervensi internasional untuk membantu meningkatkan kemampuan tentara Libya dalam melawan kelompok-kelompok bersenjata yang bermunculan setelah runtuhnya pemerintahan Muammar Gaddafi.
Menurut Dairi, tentara Libya mendapat dukungan dari negara-negara Arab.
Baca Juga: Afsel Jadi Negara Afrika Pertama Pimpin G20
“Kami prihatin, jika situasi tidak membaik, kami mungkin kehilangan waktu. Kami perlu mengatasi ancaman keamanan terhadap Libya dalam waktu sesingkat mungkin,” katanya.
Dairi mengatakan, pemerintahnya berkomitmen untuk menemukan solusi politik, yang menurutnya akan menjadi langkah penting dalam hal mengatasi krisis.
Menteri juga memperingatkan, situasi politik yang genting di Libya bisa menyebar ke negara-negara tetangga seperti Tunisia, Aljazair, Mesir, Sudan, Chad dan Niger.
“Kami menyadari kemungkinan ini,” tambahnya.
Baca Juga: Rwanda Kirim 19 Ton Bantuan Kemanusiaan ke Gaza
Haile Merkorios, Utusan Khusus Sekjen PBB untuk Uni Afrika mengatakan, ICG-L telah menegaskan dukungan penuh bagi upaya menemukan solusi terhadap krisis di negeri kaya minyak itu. (T/P001/R02)
Mi’raj Islamic News Agency (MINA)
Baca Juga: Korban Tewas Ledakan Truk Tangki di Nigeria Tambah Jadi 181 Jiwa