Image for large screens Image for small screens

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Damai di Palestina = Damai di Dunia

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Pertemuan Knesset Israel Serukan Aneksasi Jalur Gaza

Ali Farkhan Tsani Editor : Widi Kusnadi - 1 jam yang lalu

1 jam yang lalu

0 Views

Parlemen Israel Knesset. (Jaridah Al-Quds)

Ramallah, MINA – Sebuah pertemuan bertajuk “Gaza Riviera” diadakan di Knesset (Parlemen Israel) pada Selasa (22/7), diprakarsai oleh partai sayap kanan fasis Zionisme Religius dan Otzma Yehudit.

Para peserta menyerukan aneksasi Jalur Gaza ke Israel, pembangunan permukiman, dan mengubahnya menjadi destinasi wisata. Jaridah Al-Quds melaporkan.

Ketua Partai Zionisme Religius dan Menteri Keuangan Bezalel Smotrich menyatakan dalam pertemuan tersebut, “Kami mendapat lampu hijau dari presiden AS untuk mengubah Gaza menjadi sektor yang makmur, kota resor, dan fasilitas lapangan kerja. Beginilah cara kita menciptakan perdamaian. Saya yakin ada peluang luar biasa di sini.”

Smotrich menambahkan, “Kita bisa mulai dengan proyek-proyek kecil di Jalur Gaza utara dan berpikir secara luas. Kita memiliki kemampuan untuk merelokasi warga Gaza ke negara lain, dan kita sedang berupaya untuk mewujudkannya. Kita akan menduduki Gaza dan menjadikannya bagian integral dari Negara Israel.”

Baca Juga: Organisasi HAM Addameer: Kelaparan di Gaza Merupakan Pelanggaran Berat

Ia menambahkan bahwa Kepala Staf Angkatan Pertahanan Israel, Eyal Zamir, mengatakan kepadanya sepekan lalu bahwa “kita harus mencaplok Jalur Gaza utara dari perspektif keamanan.”

Anggota Knesset, Limor Son Har-Melech dari partai Otzma Yehudit, salah satu penggagas konferensi tersebut, menyatakan bahwa “mengembalikan permukiman ke Gaza bukan sekadar aspirasi, tetapi sebuah langkah yang waktunya telah tiba. Langkah ini terkait dengan fondasi identitas, keamanan, Zionisme, dan keyakinan.”

Ia mengklaim bahwa membangun kembali permukiman di Jalur Gaza akan menciptakan efek jera dan memulihkan keamanan bagi penduduk Israel, dan bahwa rencana ini harus dilaksanakan setelah kembalinya semua tahanan Israel dan “rekonstruksi Jalur Gaza sebagai kota Yahudi yang makmur.”

Pertemuan digelar sehari setelah pernyataan yang ditandatangani oleh 25 negara Barat, termasuk Inggris, Prancis, Jepang, Italia, Kanada, dan Australia, yang menyerukan diakhirinya segera perang di Gaza dan pencabutan semua pembatasan masuknya bantuan kemanusiaan.

Baca Juga: Pasukan Israel Tembak Pemuda Gaza yang Live Streaming di Pantai

Mereka menuduh pemerintah Israel mengadopsi model bantuan berbahaya yang memperburuk krisis dan merusak stabilitas.

Kepala Intelijen Israel Mossad, David Barnea, mengunjungi Washington pekan lalu untuk meminta bantuan dalam meyakinkan negara-negara terkait rencana pengusiran warga Palestina dari Jalur Gaza dan pemukiman kembali mereka, menurut dua sumber terpercaya yang dikutip oleh situs web Amerika Axios.

Dalam pertemuannya dengan utusan Timur Tengah Presiden AS Donald Trump, Steve Witkoff, Barnea memberi tahu presiden AS bahwa Israel sedang mengadakan pembicaraan tertutup dengan beberapa negara mengenai masalah tersebut.

Menurut kedua sumber tersebut, Witkoff belum menunjukkan komitmen apa pun terhadap hal ini, dan tidak jelas apakah Washington benar-benar akan campur tangan dalam masalah ini. []

Baca Juga: Krisis Memburuk, Bayi dan Anak Gaza Meninggal karena Kelaparan

Mi’raj News Agency (MINA)

Rekomendasi untuk Anda

Khadijah
Palestina
MINA Sport
Khadijah