Pertemuan Melayu Raya Pemudi Patani, Thailand Selatan 2022

(Foto: FB Media Informasi News)

Oleh: Sulaiman Tayeh, Mahasiswa asal   yang sedang kuliah di Hubungan Internasional Universitas Wahid Hasyim Semarang (Unwahas

Pertemuan (Perhimpunan) Raya Pemudi Patani (Thailand Selatan) dengan tema “Himpunan Tiang Negara” digelar oleh Civil Society Assembly For Peace (CAP) women&Children dan Salasilah Patani pada 10 Mei 2022.

Dalam pertemuan tersebut, para pemudi Patani berkumpul berbaju kurung (pakaian khas wanita Melayu) dari pukul 9.00 pagi hingga 12.00 siang di Museum Al-Qur’an, Distrik Yi Ngo, Provinsi Narathiwat, dan lanjut dari pukul 13.00 hingga 15.00 sore di Masjid Wadi Hussein.

Masjid Wadi Hussein ini didirikan dengan bahan baku kayu yang sudah berumur hampir dari 400 tahun  dibangunkan terletak di kampung Telok Manak, Distrik Bacho, Provinsi Narathiwat.

Sebelumnya pada Hari Raya Idul fitri yang ke-3 tahun 1443 H. Pemuda Se-Patani berhasil menggelar acara pertemuan pemuda Melayu Raya dalam rangka Pemuda Harapan Kedamaian. Dihadiri  sebanyak 13 ribu orang di Pantai Teluban Daerah Saiburi Wilayah Patani.

Diakhiri dengan ikrar pemuda se-Patani kali pertama sekaligus menetapkan 3 Syawal sebagai Hari Pemuda Patani yang akan diperingati pada setiap tahun.

Namun semangat pemudi Patani yang merasa senasib sebangsa perperan sebagai tiang negara ingin berganding bahu bersama pemuda untuk membuktikan kepada negara serumpun Melayu dan dunia internasional bahwa di Patani (Selatan Thailand) adalah orang Melayu beragama Islam, bukan bangsa Siam dan masih mempertahanakan indentitas, adab istiadat, kebudayaan melayu baik dari kalangan anak muda mau pun orang-orang tua. Suatu pemandangan yang tak biasa terjadi, indah sekaligus menciptakan sejarah baru.

“Semenjak 236 tahun setelah kerajaan melayu Patani dihancur diruntuh, tak pernah walaupun satu kali berkumpul ramai seperti ini,” ujar ustaz Hasan Sekretaris Civil Society Assembly For Peace (CAP)

Meskipun Patani tiada Daulat seperti negeri melayu lainnya namun semangat orang Patani untuk memulihkan bangsa Patani tidak pernah hilang.

Pada awalnya Patani mempunyai negeri tersendiri yang berdaulat dan merdeka hingga tahun 1785 bulan November Patani ditakluk oleh kerajaan Siam mengakibatkan timbul konflik yang berkepanjangan diantara penduduk melayu Patani dengan kerajaan Siam (Thailand) sampai saat ini.

Adapun tujuan perhimpunan tiang negara atau yang dipublik facebook page CAP women & Children sebagai berikut:

1.Untuk membangkitkan dan meraihkan kebudayaan Melayu dengan Idilfitri.

2.Supaya melahirkan hubungan silatulrahim sesama kita.

3.Untuk melahirkan kesatuan dan perpaduan ummat.

Selain itu para pemudi Patani berkumpul bersama untuk melahirkan semangat kesatuan bangsa yang dinamakan sebagai “Pemudi Tiang Negara”.

Kehebatan pemudi Patani mereka terampil seni bela diri silat harimau Patani dalam acara perhimpunan tiang negara pada kali ini, terampilan seni bela diri dari kalangan pemudi menunjukan pemudi Patani tidak pernah lemah.

Jika pemuda harapan bangsa maka pemudilah tiang negara disebalik kejayaan pemuda ada pemudi. Mereka menyeru terhadap para remaja muslimah selalu menjaga kesatuan dan kerukunan, dan melestarikan budaya bangsa.

Manakala para pemudi yang hadir dan ikut bersama dalam perhimpunan tiang negara terdiri dari berbagai persatuan pemudi yang ada di setiap kampung masing-masing yang meliputi wilayah Pattani, Yala, Narathiwat, dan Sebagian wilayah Songkhla.

Peserta yang hadir tidak hanya dari kalangan anak muda akan tetapi dari kaum ibu yang jiwanya sangat muda juga ikut bersama bersatu dengan anak muda seperti pepatah melayu mengatakan ‘bersatu kita teguh bercerai kita runtuh” mengikut laporan dari wartani (Wartawan Patani) jumlah yang hadir sebanyak 8 ribu orang.

Pada 2,3 tahun yang lalu himpunan pemuda-pemudi Patani di hari raya idul fitri berpakian budaya melayu sudah pun ada di depan Masjid tertua “Masjid Sulthan Muzaffar Syah” atau dikenal Masjid “Krisek” yang terletak di kota Pattani, selatan Thailand, sebelum covid-19 merajarela di serata dunia menyebabkan tahun 2020-2021 mereka tidak bisa berkumpul. Pada tahun 2022 mereka berjaya memulihkan semangat persatuan agar kekuatan pemudi Patani segera kembali.

Pesan terakhir bung Aladi Ketua Civil Society Assembly For Peace (CAP) dalam perhimpunan tiang negara “perlu kita tahu sejarah, penting kita tahu sejarah tetapi yang lebih penting adalah buat lah diri kita menjadi sejarah.”(AK/R1/P2)

 

Mi’raj News Agency (MINA)

Wartawan: Rana Setiawan

Editor: Rana Setiawan

Ikuti saluran WhatsApp Kantor Berita MINA untuk dapatkan berita terbaru seputar Palestina dan dunia Islam. Klik disini.