Baku, MINA – Sebanyak 46 negara menghadiri Pertemuan Tingkat Menteri (PTM) Gerakan Non-Blok (GNB) di Baku, Azerbaijan. Isu-isu utama yang dibahas antara lain mengenai perdamaian dan keamanan internasional serta regional, termasuk dukungan terhadap kemerdekaan Palestina.
Ke-46 negara tersebut berasal dari wilayah Afrika, Asia-Pasifik, Eropa dan Amerika Latin, termasuk Indonesia. PTM yang digelar pada Rabu-Kamis (23-24/10) merupakan pertemuan persiapan Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) GNB yang akan dilaksanakan pada Jumat-Sabtu (25-26/10) di Baku, Azerbaijan.
Pada sesi pembukaan, Menlu Venezuela, Mr. Jorge Arreaza melakukan serah terima keketuaan GNB kepada Menlu Azerbaijan, Mr. Elmar Mammadyarov.
Dalam sambutan pembukanya, Menlu Azerbaijan, sampaikan pentingnya penghormatan terhadap kedaulatan dan integritas teritorial negara berdaulat. Lebih lanjut tekankan pentingnya tegakkan prinsip-prinsip Dasasila Bandung sebagai dasar pergerakan GNB.
Baca Juga: Pemukim Yahudi Ekstremis Rebut Rumah Warga Yerusalem di Silwan
Mewakili Delegasi Indonesia, Duta Besar RI untuk Republik Azerbaijan, Prof. Husnan Bey Fananie tekankan pentingnya prinsip multilateralisme.
“Negara-negara GNB harus bersatu untuk mencari solusi atas isu-isu global, ujar Dubes RI dalam pernyataannya pada sesi Debat Umum. Delegasi RI juga serukan pentingnya reformasi GNB dalam memperkuat efektivitas kerja dan respons GNB dalam tantangan dunia kontemporer.
Pertemuan berhasil menyetujui NAM Final Document yang selanjutnya akan diadopsi pada pertemuan KTT GNB. Setelah lebih dari lima tahun, ASEAN pada akhirnya telah berhasil untuk memperbaharui paragraf mengenai Laut China Selatan pada NAM Final Document.
Di sela-sela KTM, diselenggarakan pula Pertemuan Komite Palestina. Pertemuan mengesahkan dokumen Deklarasi Politik terkait Palestina yang berisi perkembangan isu dan sejumlah upaya GNB dalam mendukung perjuangan kemerdekaan Palestina. (T/Sj/R01)
Baca Juga: Media Ibrani: Netanyahu Hadir di Pengadilan Atas Tuduhan Korupsi
Mi’raj News Agency (MINA)