Yerusalem, MINA – Pihak Israel telah membebaskan 39 tahanan Palestina, sejalan dengan kesepakatan pertukaran tahanan, usai Hamas membebaskan 13 tawanan Israel beberapa jam sebelumnya.
Qadura Fares, ketua LSM Klub Tahanan Palestina, mengatakan 33 tahanan yang dibebaskan di Tepi Barat diserahkan kepada tim dari Komite Palang Merah Internasional.
Dia mengatakan, enam sisanya dibebaskan di Yerusalem.
Pembebasan kedua belah pihak merupakan bagian dari kesepakatan gencatan senjata empat hari antara kedua belah pihak, yang dimulai pada hari Jumat (24/11) pagi.
Baca Juga: Hamas: Rakyat Palestina Tak Akan Kibarkan Bendera Putih
Selama empat hari ke depan, 150 tahanan Palestina dan 50 tawanan Israel akan dibebaskan.
Suasana Haru
Suasana haru tampak terlihat di keluarga besar Marah Bakeer (23 th), seorang Muslimah yang ditangkap pada tahun 2015 ketika dia berusia 16 tahun. Tujuh tahun ia mendekam di balik penjara Israel.
Marah mengatakan kepada Al Jazeera,banyak tahanan yang dibebaskan memerlukan perhatian medis.
Baca Juga: Israel Makin Terisolasi di Tengah Penurunan Jumlah Penerbangan
“Semua tahanan mengalami pengabaian medis tingkat tinggi saat di dalam penjara,” katanya.
Dia disambut haru dan gembira oleh keluarganya, di rumah keluarganya di lingkungan Beit Hanina di Yerusalem timur, yang menunggunya pembebasannya, selama tujuh tahun.
Marah Bakeer berharap dapat menghabiskan waktu bersama keluarganya dan sedang mempertimbangkan untuk mendaftar di universitas untuk mengejar gelar di bidang hukum.
Tahanan warga Palestina lainnya yang dibebasakan Israel, adalah seorang nenek bernama Hanan Al-Barghouti (58 th), dibebaskan setelah dua bulan ditahan Israel.
Baca Juga: Palestina Tolak Rencana Israel Bangun Zona Penyangga di Gaza Utara
Dia memuji sayap bersenjata Hamas, Brigade Al-Qassam, dan rakyat Gaza.
“Semoga Allah membalas mereka dengan baik atas nama kami,” katanya, terharu dan bahagia.
“Jika bukan karena rakyat Gaza, kita tidak akan melihat kebebasan. Kami berada di dalam penjara, memakan kepahitan. Zionis sadis, menghina dan mempermalukan kami. Namun harga diri kami tinggi dan martabat kami terangkat, berkat perlawanan,” lanjutnya.
Dia mengenakan jaket abu-abu dan diarak di Beitunia, wilayah Tepi Barat yang diduduki, di hadapan seluruh keluarganya dan para pendukung yang bersorak gembira. Banyak dari mereka menangis melihat ketabahan sang nenek yang baru keluar dari penjara Israel. (T/RS2/P2)
Baca Juga: Hamas Kutuk AS yang Memveto Gencatan Senjata di Gaza
Mi’raj News Agency (MINA)