BAGAIMANA nasib jenazah Yahya Al-Sinwar dalam kaitan kesepakatan gencatan senjata dan pertukaran tahanan antara Hamas dan Israel?
Pendapat para ahli berbeda mengenai nasib jenazah Yahya Al-Sinwar, Kepala Biro Politik Hamas, semasa hidupnya.
Israel masih menahan jenazah Al-Sinwar, yang digambarkan sebagai dalang serangan Oktober 2023. Israel menolak tuntutan Hamas untuk menyerahkannya atau memasukkan masalah tersebut ke dalam negosiasi kesepakatan pertukaran sandera dan tahanan, yang akan dimulai Ahad (19/1).
Sebelumnya, Kantor Penyiaran Resmi Israel, Kan, mengatakan bahwa pemerintah Benjamin Netanyahu menolak permintaan Hamas untuk memasukkan jenazah Sinwar dalam kesepakatan pertukaran dalam tahap pertama. Netanyahu menekankan bahwa jenazah Al-Sinwar tidak akan menjadi bagian dari kesepakatan.
Baca Juga: Hari Pers Nasional, Peran Wartawan dalam Kemerdekaan dan Tantangan Era Modern
Guru besar ilmu politik Prof. Saeed Zaidani mengatakan, “Israel akan tetap pada penolakannya untuk menyerahkan jenazah Sinwar sebagai bagian dari kesepakatan yang diharapkan dengan Hamas.”
Menurutnya, penyerahan jezazah Al-Sinwar dapat dieksploitasi terhadap pemerintah Israel dan menyebabkan keruntuhannya.
Zidani menjelaskan kepada Erem News bahwa Al-Sinwar dianggap oleh Israel sebagai dalang di balik serangan Oktober, karena itu jenazahnya sedang ditangani oleh Israel dengan cara khusus. Penyerahan jenazah akan digunakan sebagai dorongan bagi para pemimpin militer dan politik untuk melaksanakan kembali rencananya di masa depan.
“Menurut perkiraan saya, Hamas membutuhkan kesepakatan politik atau konsesi strategis dengan Israel agar dapat memasukkan berkas Sinwar dalam kesepakatan apa pun,” lanjutnya.
Baca Juga: Bulan Sya’ban Bulannya Para Pembaca Al-Quran
Gerakan tersebut berharap dapat berhasil menekan pemerintah Netanyahu pada tahap kedua dan ketiga gencatan senjata, untuk menyerahkan jenazah Sinwar, imbuhnya.
Ia melanjutkan, “Tampaknya para mediator berhasil meyakinkan gerakan ini tentang perlunya menunda negosiasi pada berkas ini, mengingat Netanyahu membutuhkan kesempatan untuk meyakinkan mitra sayap kanannya mengenai kesepakatan ini, dan untuk menghindari kritik apa pun terhadap Israel dari partai oposisi.”
Dia mengatakan bahwa “Israel akan terus bersikap ketat mengenai berkas tersebut, dan mungkin menolak segala tekanan untuk memasukkannya ke dalam negosiasi yang sedang berlangsung dengan Hamas.”
Sebaliknya, Antoine Shalhat, seorang ahli urusan Israel, percaya bahwa “Israel mungkin menerima dalam tahap pertukaran jenazah Sinwar.”
Baca Juga: Trump, Sudahlah!
Menurutnya, hal tersebut akan berada dalam kerangka kondisi khusus dan konsesi penting.
“Hamas tidak memiliki masalah dalam membuat konsesi terkait situasi keamanan dan militer di Gaza, dengan ketentuan bahwa konsesi tersebut tetap dirahasiakan dari publik Palestina,” ujarnya.
Ia menjelaskan bahwa “penting bagi Hamas untuk mencapai kesepakatan dengan Israel mengenai jenazah Sinwar, yang mengarah pada pemindahannya ke Jalur Gaza. Hal itu akan memberikan kesempatan untuk mempromosikan pencapaian tujuan strategis”
Ia menambahkan, “Penerimaan Israel atas hal ini akan berada pada tahap akhir gencatan senjata, yang akan difokuskan terutama pada bentuk pemerintahan di Jalur Gaza”.[]
Baca Juga: Ini Adab Bertamu yang Benar Menurut Ajaran Islam
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: Israel Juga Lakukan Genosida Budaya di Gaza, Ini Buktinya