Jakarta, 6 Rajab 1438/4 April 2017 (MINA) – Presiden Joko Widodo (Jokowi) berharap, angka pertumbuhan ekonomi Indonesia bisa mencapai 5,6 persen pada 2018 mendatang.
Untuk itu, Presiden meminta para menteri menyisir biaya-biaya yang dapat dicermati kembali di kementeriannya masing-masing yang kemudian dialihkan pada belanja modal yang dapat memacu pertumbuhan ekonomi. Hal itu ia sampaikan dalam pengarahan pada rapat kabinet paripurna di Istana Negara, Jakarta Selasa (4/4).
“Rutinitas yang sudah bertahun-tahun terjadi itu tolong diperiksa kembali. Saya kira banyak sekali biaya yang bisa dipotong dan dihemat. Itu bisa dilarikan pada belanja modal. Lihat lagi bisya 2017 maupun nanti 2018,” ujar Presiden seperti dilspotkan dalam rilis Setkab.
Di depan para menterinya, Kepala Negara mengatakan, untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi Indonesia sesungguhnya dapat dilakukan dengan dua cara, yakni meningkatkan nilai ekspor dan juga investasi.
Baca Juga: Hadiri Indonesia-Brazil Business Forum, Prabowo Bahas Kerjasama Ekonomi
Terkait dengan ekspor Presiden mengingatkan, Indonesia masih mampu membawa produk-produk industrinya untuk menembus pasar internasional. Utamanya ke pasar-pasar yang belum pernah dijajaki sebelumnya.
“Meningkatkan ekspor ini bukan perkara mudah karena pasarnya juga lesu. Tetapi ingin saya sampaikan ada pasar-pasar nontradisional yang bertahun-tahun tidak pernah kita lihat. Tolong betul-betul dikirim misi dagang untuk melihat peluang-peluang yang ada di negara-negara tersebut,” ujarnyaa.
Terkait dengan upaya meningkatkan arus investasi yang masuk, Presiden mengingatkan jajarannya untuk terus berupaya meningkatkan kemudahan berusaha di Indonesia.
“Peluang investasi di negara kita ini besar dan banyak sekali investor yang berminat. Tetapi penyakitnya ada di kita sendiri, yaitu masalah regulasi, aturan-aturan yang masih keluar dari kementerian dan Dirjen,” katanya.
Baca Juga: Rupiah Berpotensi Melemah Efek Konflik di Timur Tengah
Regulasi yang dimaksud Presiden Jokowi adalah yang justru menghambat kemudahan berusaha dan berinvestasi di Indonesia. Setidaknya terdapat 23 regulasi baru yang dianggap menghambat oleh Presiden. Karena itu Presiden meminta jajarannya untuk meninggalkan pola dan rutinitas lama dan beralih kepada penyederhanaan aturan yang diharapkan mampu meningkatkan arus investasi.
“Saya ingin saudara-saudara itu memotong hambatan yang ada, bukan menambah agar ada perubahan,” kata Jokowi.
(T/R06/RS1)
Mi’raj Islamic News Agency (MINA)
Baca Juga: Komite Perlindungan Jurnalis Kutuk Israel atas Tebunuhnya Tiga Wartawan di Lebanon