Jakarta, MINA – PT Jakarta Propertindo (Perseroda) (Jakpro) mendukung pementasan teater kolosal “Jalasena Laksamana Malahayati” mengangkat kisah heroik perjuangan panglima armada laut perempuan pertama di dunia yang bernama Malahayati, di Graha Bhakti Budaya Taman Ismail Marzuki (TIM), Jakarta, Sabtu (9/9).
Dalam keterangan tertulis diterima MINA, pementasan teater kolosal mengangkat kisah heroik perjuangan Laksamana perempuan pertama di dunia yang bernama Malahayati dari Kesultanan Aceh Darussalam di abad 16 dan menjadi inspirasi dalam membangun kekuatan maritim Indonesia yang merupakan salah satu negara kepulauan terbesar di dunia.
Pada teater kolosal tersebut akan ada simulasi pertempuran laut dengan mengambil latar Aceh tempo dulu termasuk menghadirkan kejutan berupa penampilan replika kapal perang seukuran aslinya di atas panggung pertunjukan.
Pertunjukan juga akan ditambah dengan teknologi videomapping yang indah untuk memperkuat suasana pertempuran masa lalu antara armada Kesultanan Aceh yang dipimpin Laksamana Malahayati melawan armada perang Belanda.
Baca Juga: AWG Gelar Webinar Menulis tentang Baitul Maqdis
Mengantisipasi besarnya antusias publik yang akan menonton pertunjukan ini, panitia membuat dua kali pertunjukan. Peertunjukan pertama pada jam 14.00-15.30 WIB dan kedua dimulai pada jam 20.00-21.30 WIB.
Berlatar tahun 1500-an, Malahayati menceritakan kisah kebangkitan seorang pejuang wanita di angkatan laut Aceh kala itu. Kisah seorang laksamana wanita dalam dukanya atas kematian ayah dan suaminya serta kaum lelaki dalam pertempuran dengan Portugis. Kenyataan itu tak dapat dia diterima dan dia bertekad untuk menuntut balas dengan membentuk Inong Balee, laskar perang berkekuatan 2.000 personel yang seluruh prajuritnya adalah perempuan.
Inspirasi semangat pantang menyerah yang telah ditunjukkan Laksamana Malahayati turut mengilhami TNI AL, salah satunya membentuk Korps Wanita Angkatan Laut (Kowal) pada 1963 silam. Bahkan sejak 2013, Akademi Angkatan Laut mulai menempa taruni agar kelak lahir lebih banyak lagi Laksamana Malahayati di era modern.
Bukan itu saja, TNI AL turut menyematkan nama Laksamana Malahayati yang merupakan pahlawan nasional pada salah satu kapal perang yang masih beroperasi sampai hari ini, KRI Malahayati-362 yang memperkuat Komando Armada III di Sorong, Papua Barat.
Baca Juga: 30 WNI dari Suriah Kembali Dievakuasi ke Indonesia
Selain menjadikan sebagai nama alutsista, “Malahayati” juga digunakan untuk penamaan sejumlah ksatrian, gedung, dan jalan di Komplek TNI AL, bahkan di Markas Besar TNI pun terdapat sarana dan prasarana yang diberi nama Malahayati.
Pusat Seni dan Budaya Terbesar
Sementara itu, Jakpro berkomitmen menjadikan Taman Ismail Marzuki (TIM) sebagai salah satu pusat seni dan budaya terbesar di Indonesia dan menjadi landmark penting dalam industri seni dan budaya nasional.
Hal ini selaras dengan cita-cita awal TIM didirikan pada 1968 yakni sebagai pusat pertunjukan dan pengembangan seni dan budaya tanah air.
Baca Juga: Banjir di Makasar Rendam Rumah Dinas Gubernur dan Kapolda
Sebagai ruang episentrum perkembangan seni dan budaya tanah air, wajah baru TIM memiliki beragam fasiitas yang memadai. Salah satunya adalah Graha Bhakti Budaya. Bangunan ini merupakan pusat pertunjukan seni yang sering digunakan untuk berbagai konser musik, pentas seni, pementasan theater, dan festival seni rupa.
Graha Bhakti Budaya memiliki arsitektur desain modern yang dilengkapi dengan teknologi suara dan pencahayaan yang canggih. Dan tata panggung yang lebih adaptif bagi para seniman pentas seperti penambahan fiture panggung hidrolik. Bangunan ini pun memiliki 954 single seat atau jumlah tempat duduk yang tersedia.
Graha Bhakti Budaya juga menjadi lokasi yang populer untuk pementasan theater baik dari karya theater tradisional maupun theater kontemporer. Berbagai grup theater, baik lokal maupun internasional, sering menggunakan tempat ini sebagai tempat pentas drama dan pementasan theater eksperimental.
Sementara tugas utama Jakpro di TIM yaitu memelihara fasilitas seni budaya agar tetap sesuai dengan standar pelayanan minimal (SPM). Sehingga Jakpro memiliki kewajiban untuk memastikan fasilitas yang ada di TIM dapat terawat dan terjaga selama puluhan tahun ke depan. Itu sebabnya sejak dimulainya revitalisasi TIM pada 2019, Jakpro pun ditugaskan untuk meningkatkan manfaat kemajuan seni dan budaya melalui ativasi kegiatan di TIM.
Baca Juga: Angkatan Kedua, Sebanyak 30 WNI dari Suriah Kembali ke Tanah Air
Revitalisasi TIM sendiri turut melibatkan berbagai pihak, seperti Pemprov DKI Jakarta, pemangku kepentingan dan komunitas seni dan budaya, serta masyarakat umum agar dapat mencapai visi bersama dalam memajukan dan memperkuat peran Taman Ismail Marzuki sebagai pusat seni dan budaya yang penting di Jakarta.(R/R1/P1)
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: Antisipasi Macet saat Nataru, Truk Barang akan Dibatasi Mulai 21 Desember