Lima, MINA – Peru kembali diguncang krisis politik. Presiden Dina Boluarte resmi kehilangan jabatan setelah Kongres (DPR) Peru pada Jumat (10/10) waktu setempat menyetujui mosi pemakzulan. Keputusan ini menimbulkan kekhawatiran akan semakin dalamnya gejolak politik yang telah berlangsung beberapa tahun terakhir.
Dalam pemungutan suara yang berlangsung alot, mayoritas legislator menyatakan setuju untuk melengserkan Boluarte. Kongres Republik Peru mengumumkan hasilnya melalui akun resmi di media sosial X, menyatakan, “Kongres Republik Peru menyetujui (pemakzulan) Presiden Dina Boluarte Segarra.
Dengan demikian, proses suksesi jabatan yang ditetapkan oleh Konstitusi Politik Peru akan diterapkan.”
Pemakzulan ini menjadi momentum penting yang menunjukkan rapuhnya stabilitas politik Peru. Boluarte memilih tidak hadir dalam rapat paripurna penentuan nasibnya.
Baca Juga: Komandan RSF Minta Maaf atas Pembantaian Warga Sipil di El Fasher
Menurut pengacara pribadinya, Juan Carlos Portugal, Boluarte sengaja absen untuk menolak memberikan legitimasi pada proses yang dianggapnya “melanggar hak konstitusionalnya”.
Proses pemakzulan ini dipicu oleh memburuknya situasi keamanan nasional. Inisiatif pelengseran Boluarte digagas oleh perwakilan dari beberapa fraksi politik di Kongres, bahkan ditandatangani oleh anggota dari tujuh partai.
Sorotan tajam atas kegagalan pemerintahan Boluarte dalam mengendalikan keamanan menjadi alasan utama di balik mosi pemakzulan tersebut.
Dengan lengsernya Boluarte, Peru memasuki babak baru ketidakpastian politik, yang memerlukan perhatian serius dari semua pihak terkait agar stabilitas negara dapat segera dipulihkan. []
Baca Juga: DK PBB Kecam Serangan Pasukan Dukungan Cepat Paramiliter di El-Fasher, Sudan
Mi’raj News Agency (MINA)
















Mina Indonesia
Mina Arabic