Image for large screens Image for small screens

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Damai di Palestina = Damai di Dunia

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Perundingan Afghanistan Mati, Trump Panggil Pulang Utusannya

Rudi Hendrik - Senin, 9 September 2019 - 15:22 WIB

Senin, 9 September 2019 - 15:22 WIB

7 Views

Presiden AS Donald Trump dukung Israel 100 persen. (Foto: AP/Alex Brandon)

Washington, MINA – Matinya perundingan Afghanistan dengan kelompok Taliban membuat Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump memanggil pulang Utusan Khusus untuk Afghanistan, Zalmay Khalilzad.

Langkah Trump itu diungkapkan oleh Menteri Luar Negeri Mike Pompeo pada acara “Fox News Sunday” pada Ahad (8/9). Ia membenarkan bahwa pembicaraan Afghanistan sedang mati saat ini.

Dilaporkan dari Washington, Rob Al Reynolds dari Al Jazeera mengatakan, pembatalan pembicaraan dengan Taliban “tentu mengejutkan bagi para pembuat kebijakan, politisi dan pakar” di ibu kota AS.

Namun Reynolds mengatakan, keputusan itu tidak selalu menandakan bahwa pembicaraan sudah mati.

Baca Juga: Beberapa Mahasiswa Columbia Rantai Diri di Gerbang Universitas Tuntut Pembebasan Mahmoud Khalil

“Patut diingat bahwa Presiden Trump baik sebagai pebisnis dan presiden telah menggunakan taktik ini berkali-kali di masa lalu, yaitu menjauh dari negosiasi dengan harapan mendapatkan posisi negosiasi yang lebih baik atau lebih kuat,” katanya.

Reynolds mengatakan, Trump mungkin berharap bahwa Taliban akan memutuskan bahwa mereka membutuhkan kesepakatan damai lebih dari AS.

Dalam serangkaian tweet pada Sabtu (7/9), Trump mengatakan ia membatalkan pertemuan rahasia yang dijadwalkan pada Ahad dengan perwakilan Taliban dan Presiden Afghanistan Ashraf Ghani di Camp David di Maryland, AS.

Saat ini terdapat 14.000 pasukan AS serta ribuan pasukan NATO lainnya di Afghanistan, 18 tahun setelah invasi oleh koalisi pimpinan AS setelah serangan 11 September 2001. (T/RI-1/P1)

Baca Juga: Trump Bersiap Umumkan Serangkaian Kenaikan Tarif pada ‘Hari Pembebasan’

 

Mi’raj News Agency (MIINA)

Baca Juga: Negara-Negara Ini Dianggap Rugikan Perdagangan AS

Rekomendasi untuk Anda